Senin, 03 Agustus 2015

ORIENTASI (Tanda Tanya)

Masa orientasi, ospek, pengenalan kampus atau apapun itu mereka menyebutnya, yaitu sebuah kegiatan pada awal tahun pelajaran baru yang bertujuan untuk mengenalkan peserta didik baru di lingkungan dan suasan baru. Selama ini kita mengenal kegiatan orientasi, peserta didik terlihat aneh-aneh. Peserta didik dibuat telihat sangat jelek. Katanya perlakukan seperti ini melatih peserta didik supaya tidak malu dan gengsi terhadap masyarakat walaupun menggunakan perlengkapan yang aneh-aneh, dan menyamaratakan peserta didik supaya tidak membedakan antara yang kaya dan miskin. Tapi apakah ini tidak membuat mereka malah terlihat hina? Oleh siapa? Selain itu, perlakuan dari panitia kegiatan ini ataupun penyelenggara menerapkan perlakuan untuk melatih mental peserta didik baru. Dimana ini yang menjadi sosok menakutkan bagi peserta didik baru untuk mengikuti kegiatan orientasi. Terkadang peserta didik dikumpulkan di tempat yang luas, mereka dibentak-bentak, dimarahi, bahkan ada perlakuan fisik dari panitia atau para senior mereka. Tentu ini tidak jauh dari kegiatan militer. Belum lagi mereka harus datang sangat pagi dan pulang sore sekali. Banyak lagi hal-hal lainnya yang tidak perlu saya jelaskan lagi, karena sepertinya kita semua sudah mengetahuinya. Dan saya akan bercerita tentang masa orientasi pada mahasiswa baru.

Masa orientasi setiap jenjang pendidikan terlihat selalu sama. Apakah bisa disamakan memperlakukan siswa SMP dengan siswa SMA? Apakah bisa disamakan memperlakukan siswa SMA dengan mahasiswa? Tapi apakah masa orientasi juga harus seperti itu? Suatu hari saya menonton sebuah film yang bercerita tentang peristiwa pada Perang Dunia II. Disana dicerikan, singkatnya tentara angkatan udara yang pesawat perangnya mengalami kerusakan, terjatuh ke laut, hancur tapi pilotnya selamat dan akibatnya ia terjebak di lautan luas, kemudian ditemukan oleh pasukan tentara musuh. Sehingga si angkatan udara tersebut menjadi tawanan perang tentara musuh. Tawanan perang diperlakukan dengan seenaknya, mereka dipukuli, dijemur, diperintah untuk melakukan hal-hal diinginkan tentara musuh, apapun itu tawanan perang harus menurutinya. Sungguh membuat saya kaget, ternyata perlakuan terhadap tawanan perang tidak jauh berbeda dengan kebanyakan kegiatann masa orientasi (banyak menyebutnya ospek) di negara kita. Ini menjadi perhatian bagi saya. Masa Orientasi merupakan suatu kegiatan menyambut peserta didik baru dan pengenalan kampus tanpa tekanan dan beban, juga memeperlakukan peserta didik secara manusiawi dan dituntun untuk menjadi seorang pemimpin, bukan takut bahkan tunduk kepada atasan seperti tawanan perang.

Dari pandangan saya, kegiatan orientasi yang dari waktu ke waktu dilakukan dengan sistem yang tidak jauh berbeda. Saya pun pernah merasakan kegiatan ini ditingkat universitas, akan tetapi hasil dari mengikuti kegiatantersebut saya tidak merasakan manfaat dan tujuan diadakan kegiatan ini, selain rasa lelah dan ide untuk menulis serta mendapatkan pandangan tentang ini. Bahkan saya tidak banyak mendapat pengetahuan tentang kampus yang saya tempati setelah kegiatan orientasi. Ruang Tata Usaha Fakultas saja, saya tidak tahu letaknya, sebelum akhirnya waktu yang memberi tahu saya. Saya berpendapat bahwa kegiatan orientasi ini merupakan sistem yang turun temurun dari zaman negara ini dijajah, sehingga sistem yang tercipta tidak jauh seperti saat perang. Selama saya menjadi mahasiswa banyak sekali orang, dosen, teman ataupun siapa itu yang mengatakan bahwa mahasiswa adalah agent of change (agen perubahan) dimana mahasiswa memiliki pemikiran kritis, solutif dalam menyelasaikan permasalahan, dan tentunya mempunyai semangat yang tinggi.

Saya sebagai mahasiswa ingin melakukan itu, tapi bukan turun ke jalan untuk membakar ban dan berteriak-teriak. Perubahan paling utama yang harus dilakukan adalah perubahan pada diri sendiri sebagai mahasiswa, dimana perubahan dapat dilakukan dengan menciptakan karakter baru mahasiswa. Dari pertama saya mengetahui kalimat “agent of change” memang pandangan saya mengartikan bahwa change in your self, akan terjadi perubahan dalam diri, dimana kita menjadi lebih dewasa, bijaksana, kritis dan solutif dalam memandang permasalahan. Tapi, banyak yang mengatakan, mengkritisi dan mempertanyakan peran mahasiswa sebagai agent of change karena tidak terlihat sering bahkan tidak pernah ada turun ke jalan. Ternyata pandangan saya berbeda, dan saya baru menyadarinya. Tapi, saya tetap teguh pada pandangan saya, karena saya tidak menyamakan dan tidak mengidentikkan mahasiswa seperti pada peristiwa 1998.

Perubahan yang ingin saya lakukan dan mengajak teman-teman semua yaitu untuk melakukan perubahan pada sistem orientasi kita, hanya perubahan kecil sebagai langkah awal dan butuh perjuangan serta dukungan untuk meneriakan ini. Kita tidak harus membuntut pada sistem yang sudah ada, ketika sistem perlu diperbaiki, kenapa tidak dilakukan. Jangan sampai terkena sebuah ilusi perhatian, yaitu mengetahui hal yang penting tapi tidak melakukannya. Seperti ini, banyak orang merasakan tidak enaknya masa orientasi, tapi tidak pernah melakukan perubahan.

Saya menuliskan pada buku, dari pengalaman itu dan dari padangan saya setelah membaca perbandingan kegiatan orientasi dibeberapa negara, hal-hal yang perlu perhatian dan dilakukan perubahan yaitu : Perlengkapan yang digunakan tidak perlu aneh-aneh ataupun pakaian dibebaskan tapi memenuhi peraturan kampus, disini mahasiswa bukan lagi seorang anak kecil yang harus diberitahukan tentang pakaian yang harus digunakan, dan mahasiswa dikampus juga bukan seorang badut. Jika perlu mahasiswa baru didandani seperti seorang profesional yang sudah bekerja, supaya mereka percaya diri karena mereka terlihat keren. Kalau perlu tanda pengenal, gunakan papan nama yang sewajarnya. Mahasiswa pada umumnya selalu di beri tugas untuk membawa makanan dengan nama teka- teki, ya, ini bagus untuk mengembangkan pemikiran mahasiswa, tapi perhatikan kebutuhan, tujuan dan manfaat dari makanan yang dibawa tersebut. Saya sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat memikirkan memanfaatkan kegiatan ini untuk mengenalkan peran kita sebagai seorang kesehatan masyarakat dalam mengenalakan pola makan yang baik, seperti sarapan yang baik, perpaduan makanan yang baik, dan makanan yang memenuhi kebutuhan.

Ketika ada materi yang perlu disampaikan kepada mahasiswa baru, gunakan ruangan yang nyaman, duduk yang nyaman (tidak lesehan), yang bisa membuat mahasiswa baru bisa fokus dalam mengambil pelajaran dari materi yang disampaikan. Selain menerapkan ilmu Ergonomi yang telah dipelajari, ini juga menciptakan suasana yang profesional. Dimana kita dan mereka akan berada pada lingkungan seperti itu ketika bekerja nanti. Ruangan untuk waktu makan juga dapat dimaanfaatkan supaya mahasiswa baru bisa mengenal satu sama lain, dimana dapat dilakukan penataan posisi duduk yang secara psikologis dapat mendukung terjadinya perkenalan. Seperti setiap 2 kursi meja ditata saling berhadapan. Pada saat mengikuti masa orientasi ini, mahasiswa tidak terus berada di dalam ruangan. Mereka dibebaskan untuk berkeliling kampus ataupun dapat dilakukan perkenalan Organisasi kampus, UKM (Unit Kegiaatan Mahasiswa) dengan membuka stand diluar ruangan. Sehingga hal-hal yang berhubungan dengan kampus dapat diketahui oleh mahasiswa baru. Mengadakan acara diluar kampus, untuk mengenal lingkungan sekitar. Mereka bebas melakukan hal yang mereka inginkan dan peraturan yang berlaku pada saat itu dibuat dengan tidak mengekang mahasiswa baru tapi sanksi yang diberikan terhadap pelanggaran harus dilaksanakan dengan tegas. Datang tidak perlu terlalu pagi, dan pulang tidak terlalu sore. Intinya tidak membuat mereka tertekan. Bukan mengikatkan rantai tapi memberi mereka sayap untuk terbang bebas.

Sesi hiburan pun dapat dilakukan supaya membuat peserta bisa menganal satu sama lain. Seperti perlombaan olahraga, kesenian, atau yang lainnya. Terkadang acara inilah yang paling ditunggu-tunggu mahasiswa baru. Pada penghujung masa orientasi bisa diadakan acara makan malam, dengan suasana parasmanan, memanfaatkan untuk memperkenalkan makanan daerah, hiburan akustik, stand up comedy atau acara yang dapat menghibur dan mengiringi acara makan malam tersebut. Cara ini sepertinya sangat mendukung untuk terciptanya suasana perkenalan satu sama lain. Baik itu antara mahasiswa baru atau dengan para panitia/senior. Dan tak lupa pada acara ini mahasiswa baru bisa unjuk kebolehan masing-masing dan berpartisipasi untuk menghibur pada acara malam tersebut. Memperlakukan mereka dengan dewasa diharapkan masa orientasi yang merupakan acara penyambutan mahasiswa baru bisa menciptakan rasa nyaman dan rasa betah dilingkungan baru mereka, sehingga selaras dengan tujuan diadakannya orientasi. Serta memberikan kesiapan dan semangat untuk menjalankan perkuliahan di pekan selanjutnya.

Zaman terus berkembang, dan pemikiranpun harus terus berkembang. Pada zaman global ini kita harus bisa menciptakan karakter yang profesional. Sekali lagi jangan sampai kita membuntut tanpa memahami apa yang kita ikuti. Masihkah kita akan terus menjalankan cara klasik untuk menghadapi zaman global ini? Bukan berarti kita tidak berkaca pada sejarah dan menghilangkan budaya yang telah ada, tapi kita melakukan perubahan terhadap hal-hal yang perlu diperbaiki. Hal yang telah saya sampaikan tentang masa orientasi ini hanya sedikit pemikiran dan evaluasi saya terhadap yang telah saya alami. Tentunya dari pandangan saya, bagaimana cara kita untuk menciptakan suatu sistem yang dapat mendukung orang untuk mengenali diri sendiri, sehingga tuntutan menjadi seorang pemimpin bisa tercapai. Kerena ketika sudah kenal dengan diri sendiri, maka ia akan bisa berkembang. Pemimpin bukan hanya kita bisa menguasai orang lain, hal yang menjadi hakekatnya seorang pemimpin adalah bisa menjadi pemimpin untuk dirinya sendiri. Dan kebebasan melatih untuk bisa memimpin diri sendiri. Ketika sudah mengenali diri sendiri dan dapat memimpin diri sendiri, rasa hormat, tanggung jawab akan muncul. Tentunya hal-hal negatif terhadap diri sendiri dan orang lain yang ada dalam benak diri dapat dikendalikan untuk tidak dilakukan. Jika semua orang mempunyai ini, bayangkan yang akan terjadi.

*Titipan dari seorang sahabat, Azip Hasby

Rabu, 29 Juli 2015

8 Pintu Surga Terbuka untuk Anda, Duhai Wanita

Dari sahabat Abu Hurairah, Rasulullah Saw. bersabda, "Jika wanita telah mengerjakan shalat 5 waktu, berpuasa sebulan penuh (pada bulan Ramadhan), menjaga kesuciannya, dan menaati suaminya, maka dikatakan kepadanya masuklah engkau ke surga dari pintu mana saja yang engkau inginkan".

Mengapa hanya disebutkan shalat dan puasa? Karena shalat merupakan tiang agama, dan amalan pertama yang akan dihisab di akhirat. Jika shalatnya baik, maka amalan lain pun pasti akan baik. Lalu puasa, puasa di bulan Ramadhan merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Orang berpuasa dosanya akan diampuni, dibukakan pintu ar-Rayyan untuknya, dan doa orang berpuasa mustajab. Terus mengapa tidak disertakan rukun Islam yang lainnya? Karena kebanyakan wanita tidak mencari nafkah sendiri, sehingga wanita tidak memiliki harta yang wajib dizakati dan melaksanakan ibadah haji.

Selanjutnya adalah menjaga kesucian. Kesucian adalah harta termahal yang dimiliki seorang wanita. Oleh karena itu wanita harus menjaga kehormatannya ketika suami tidak berada di sampingnya, membatasi diri dalam berkomunikasi dengan lawan jenis yang bukan mahramnya, untuk menghindari fitnah.

Kemudian menaati suaminya. Hal ini diperkuat dengan hadits lain, masih dari sahabat Abu Hurairah, "...Seandainya sesorang pantas bersujud kepada orang lain, sungguh akan kuperintahkan seorang wanita untuk bersujud kepada suaminya karena besarnya hak suami yang telah diwajibkan oleh Allah atasnya". Tentu ketaatan kepada suami disini adalah dalam perkara makruf.

Mungkin wanita zaman sekarang yang sudah diracuni teori emansipasi, termasuk saya, bertanya-tanya mengapa begitu besar hak suami sehingga istri patut untuk bersujud kepadanya? Maka Allah menjawab dalam firman-Nya, "Kaum pria adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (pria) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (pria) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Oleh sebab itu wanita yang salihah ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, karena Allah telah memelihara mereka". (QS. An-Nisa:34)

Betapa gembiranya hati manakala diri tersanjung dengan janji Rasulullah Saw. Bayangkan saja, tidak semua orang yang masuk ke surga bisa memasukinya melalui semua pintu yang berjumlah 8. Namun ternyata, 8 pintu surga itu terbuka untuk wanita. Bukankah ini adalah sebuah kemuliaan, wahai para muslimah?

Sumber: Majalah Muslimah Qonitah. "Sosok Wanita Pendamba Surga". Edisi 21/ vol. 02/1436H-2015M.

Minggu, 26 Juli 2015

Mengecap Manisnya Iman dalam Berteman

Yunus bin 'Abdil A'la berkata, "Asy-Syafi'i berkata kepadaku, wahai Yunus jika engkau punya seorang sahabat yang senantiasa membantumu untuk taat kepada Allah, peganglah erat-erat dirinya. Sebab mendapatkan sahabat yang seperti itu sangatlah sulit, sedangkan melepaskannya amatlah mudah".

Islam adalah agama yang sempurna. Tidak ada satupun perkara yang dibutuhkan seorang hamba dalam meraih maslahat hidup yang belum tersinari cahaya Islam. Tak terkecuali urusan memilih teman. Islam memiliki perhatian besar terhadap urusan ini. Teman memiliki peranan yang sangat besar dalam mengubah kehidupan seseorang. Tidak sedikit orang yang berubah watak, karakter, dan akhlak karena pengaruh teman. Tidak sedikit pula orang yang rusak agamanya karena pengaruh teman. Kalau teman kita baik, sangat diharapkan kehidupan dunia dan akhirat kita juga baik. Namun jika teman kita buruk, jangan terlalu berharap kita akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Betapa banyak diantara kita yang tidak mendapatkan teman yang baik. Akhirnya mereka pun hidup dalam kesenangan yang semu, menipu, dan fana. Sungguh, manusia itu makhluk yang lemah. Semakin lemah dan semakin lemah keadaannya ketika dia berjalan seorang diri, sementara godaan datang silih berganti. Ujian berupa syubhat dan syahwat terus menyambar kalbunya. Dia sendiri menghadapi ujian tersebut tanpa orang lain yang mengingatkannya. Kira-kira mampukah dia menjalani hidup di atas ridho Allah?

Pada persahabatan sejati, tidaklah seseorang mencintai saudaranya kecuali karena Allah. Ketika harus memberi, ia memberi karena Allah. Demikian pula ketika harus menahan pemberian, ia menahannya karena Allah. Hal ini seperti yang telah dikatakan Rasulullah Saw. bahwa salah satu dari 7 golongan manusia yang akan mendapatkan perlindungan pada hari yang tidak ada perlindungan kecuali dari sisi Allah adalah, "Dua orang yang saling mencintai karena Allah, bersatu dan berpisah karena Allah".

"Seseorang itu bergantung pada agama teman dekatnya. Oleh karena itu, hendaklah salah seorang dari kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya". (HR. Al-Imam Ahmad 2/303, 334, Abu Dawud no. 4812, at-Tirmidzi no. 2484)

Ingatkah kita dengan kisah paman Rasulullah Saw., Abu Thalib? Abu Thalib meninggal di atas kekafiran dan kekal di dalam neraka, padahal hidupnya dipenuhi dengan jasa besar, membela dan melindungi Rasulullah Saw.

Pada detik-detik menjelang kematiannya, Rasulullah Saw. mengatakan, "Wahai pamanku ucapkanlah La ilaha ilallah, kalimat yang dengannya aku membelamu kelak di sisi Allah". Namun sebelum Rasulullah datang, di sisi Abu Thalib telah bercokol Abdullah bin Abu Umayyah dan Abu Jahl. Kedua orang ini terus-menerus menggembosi ajakan Rasulullah Saw. dan membangkitkan semangat fanatisme terhadap ajaran nenek moyang. Keduanya mengatakan, "Apakah engkau benci terhadap agama Abdul Muththalib?" Akhirnya Abu Thalib enggan mengucapkan La ilaha ilallah, dan mati di atas agama Abdul Muththalib (HR. AL-Bukhari dan Muslim).

Semoga Allah memilihkan untuk kita teman yang saleh, teman yang akan membawa kebahagiaan di dunia dan di akhirat, yang dengannya kita menjalin pertemanan yang tidak akan putus ditelan zaman, pertemanan yang dibangun di atas kecintaan karena Allah, teman yang akan berkumpul dengan kita di dalam ridho dan surga-Nya. Amin.

Sumber: Majalah Muslimah Qonitah. "Mengecap Manisnya Iman dalam Berteman". Edisi 22/vol. 02/1436H-2015M

Rabu, 15 Juli 2015

Ketika Aku Bertanya

Dulu aku pernah bertanya
Tapi tak kunjung mendapatkan jawaban
Hanya karena satu kata, "ragu"
Akhirnya aku menduga
Menduga-duga dengan persepsiku
Namun kini, semua pertanyaan itu terjawab dengan sendirinya
Tapi aku hanya terdiam kaku
Karena satu kata, "bimbang"
Bimbang karena aku adalah manusia
Manusia dengan kodratnya sebagai hamba
Sekaligus sebagai makhluk yang memiliki cinta
Kini akupun kembali bertanya
Sampai kapan aku akan bertahan
Sampai kapan aku akan terdiam
Apakah kisah ini akan berakhir begitu saja
Dan akan menggantung tak berujung
Atau... entahlah aku tak mampu mengatakannya
Terlalu rumit dan sulit

~Buanariksa~

Kamis, 25 Juni 2015

Gembok aja Lengkap sama Kuncinya

Hari itu... hari Kamis, tepatnya tanggal merah. Mangkanya, sejak pagi sampe sore aku gak kuliah, tapi nongkrong di KEMAH (Keluarga Mahasiswa), alias rapat proker. Berhubung minggu depan ada lomba debat Psikologi, selesai rapat aku langsung ngumpul bareng tim debat buat ngomongin materi.

Gak kerasa tiba-tiba udah jam 8 malam aja, kita pun terpaksa mengakhiri semuanya, walaupun dari 10 mosi baru kebahas setengahnya. Tapi yaa tubuh juga butuh istirahat, ditambah tugas-tugas kuliah yang numpuk sudah melambai-lambai minta diselesein. Jadi yaudah lah yaa pulang saja.

Sesampainya di kosan, ternyata listriknya mati karena konslet. Kita pun memanggil someone yang udah biasa ngebenerin masalah tek-tek bengek kaya gituan. Di sisi lain, laptop aku tiba-tiba mati dan gak bisa hidup lagi. Sedangkan semua tugas kuliah dan bahan materi buat lomba debat ada disana.

Tugas laporan praktikum wawancara harus dikumpulin hari Sabtu, verbatim 43 menit aja belom selese. Rencananya pulang latihan debat mau langsung ngerjain verbatim. Tapi mau dikatakan apalagi, listrik mati, laptop mati, hp pun ikutan mati. Lengkap sudah..

Sekitar jam 10 malam, listrik baru bisa nyala. Aku segera minjem laptop temen buat ngetik verbatim hasil praktikum wawancara kemaren. Sejenak aku terdiam, baru ngeuh kalo pas praktikum aku ngerekam pake hp. Gimana mau ngerjain verbatim kalo rekamannya aja ada di hp, dan hp nya ngerestart terus gak bisa dipake. Stres, frustrasi, dan entahlah husnudzon aja, mungkin Allah nyuruh aku untuk tidur.

Tapi gimana mau bisa tidur di saat genting kaya gitu. Hmmmm gak kerasa air mata pun netes begitu deras, aku mewek... nyesek banget rasanya. Marah? Sedih? Enggak tuh, soalnya aku tiba-tiba teringat sesuatu. Seketika aku sangat sangat sangat bersyukur. Allah ngasih aku cobaan sekaligus ngasih jalan keluarnya. Ko bisa? 

Ya itulah Allah, semua urusanku sudah Allah rancang dengan sedemikian rupa dan dengan sedemikian rapi. Jadi, waktu selese praktikum, temen sekelompok aku sebut saja namanya Mawar, dia segera meminta rekaman wawancara aku hari itu juga agar bisa langsung di burn di CD. Artinya, rekaman aku terselamatkan. Dan besok aku masih punya waktu 1 hari buat bikin laporan.

Lalu, bagaimana dengan nasib materi debat yang ada di laptop? Laptopnya baru bisa dipake hari Senin loh karena harus dirawat inap dulu di BEC. Sedangkan hari Rabu malam kita harus udah otw Semarang buat lomba. Jadi aku belajarnya darimana? Masih ada 5 mosi lagi yang belum dibahas loh. 

Lagi lagi aku mewek semewek-meweknya, bukan karena marah atau sedih, tapi alasannya masih sama. Aku mewek karena aku sangat sangat sangat bersyukur. Lagi-lagi semuanya udah Allah atur dengan rapi. Yaa, aku baru inget kalo sebelum laptop aku rusak, kita tukeran materi dulu. So, materi debat aku ada di flesdisknya temen, artinya semua file tentang debat terselamatkan juga.

Dengan kejadian itu, aku semakin percaya bahwa Allah itu ada. Allah benar-benar ada dan selalu ada kapan pun dimana pun kita membutuhkannya. Hikmah atau pelajaran yang aku ambil dari kejadian itu adalah "Tawakal", berserah diri kepada Allah. Manusia itu hanyalah hamba, sekali lagi manusia itu hamba. Seberat apapun cobaan yang Allah berikan, sangat tidak pantas jika kita marah dan menyalahkan takdir. "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan". (QS. Asy-Syarh: 5). Apapun dan bagaimanapun cobaan yang Allah berikan, kita serahkan urusan kita kepada-Nya karena sebaik-baik pertolongan adalah pertolongan Allah, maka cukuplah Allah sebagai tempat bergantung.

Percayalah, bahwa manusia aja bikin gembok pasti udah sama kuncinya, begitupun Allah, ngasih cobaan pasti udah dengan jalan keluarnya. 

#Wallahualam

Sabtu, 06 Juni 2015

Kita memang Berbeda

Rangkaian kata tak mampu melukiskan sebuah rasa
Makna dari cerita yang pernah ada, seolah tak mampu untuk saling menguatkan
Jiwa yang rapuh rasanya semakin rapuh saat aku menjauh
Menjauh karena sebuah larangan, menjauh karena sebuah kewajiban
Alhasil kini kau pun benar-benar pergi
Entah enggan atau memang tak sudi untuk kembali

Tak ada yang tahu, kita sama-sama tidak tahu
Semuanya mengalir begitu saja, serba tiba-tiba
Kita pun saling menebak, saling menyimpulkan, dan akhirnya saling meninggalkan

Kita memang berbeda, entah itu prinsip, cara pandang, maupun gaya hidup
Tapi tidak ada yang tidak mungkin jika Allah sudah mengizinkan
Entahlah aku jadi ragu, ragu dengan prinsipku
Semakin hari rasanya semakin menggebu
Akupun mencoba mencari titik temu antara harapan dan kenyataan
Aku mencoba bertoleransi dengan diri sendiri, mencoba berpikir realistis dari sikap yang (mungkin) terlalu idealis

Jiwa-jiwa yang gundah, yang bimbang, dan yang rapuh perlahan mati karena sepi
Kosong, hampa tak bermakna
Kadang aku merasa kasihan, tak adakah jalan lain yang lebih adil?
Tak adakah konsekuensi yang lebih realistis untuk dipilih?
Ataukah aku sendiri yang belum tahu tujuannya?

Dalam diam aku mengeluh, dalam diam aku menangis
Lagi-lagi tak ada seorang pun yang tahu
Karena tak ada seorang pun yang aku percaya untuk dapat menyimpan cerita
Akhirnya aku bertanya kepada Dia Yang Maha Tahu
Dan jawabannya adalah...
Sebagai hamba aku hanya bisa menjalani
Tapi suatu saat nanti aku akan menuai hasil yang aku perjuangkan saat ini
Percayalah

~Buanariksa~

Jumat, 05 Juni 2015

Listening Skills Syarat jadi Psikolog

Kadang orang yang pandai bicara belum tentu pandai mendengarkan.

So, seorang psikolog jangan cuma pinter ngomong, jangan cuma lihai ngasih solusi, tapi yang paling penting adalah seorang psikolog harus memiliki listening skills yang baik. Yaiyalah, gimana mau ngasih solusi, kalau gatau masalahnya, gimana mau ngasih solusi kalo informasi yang didapat setengah-setengah.

Oleh karena itu, di semester ini aku ngambil mata kuliah interview. Jangan salah, teknik interview seorang psikolog jauh berbeda dengan interviewnya jurnalistik dan polisi. Yang menjadi ciri dari interview psikologi adalah diwarnai iklim psikologis (adanya kesetaraan antara interviewer dan interviewee), adanya kesimpulan, dan hasil kesimpulan dikaitkan dengan tujuan psikologis.

Aspek-aspek psikologis dalam interview:
1. Pemahaman mengenai aspek-aspek rasional dan emosional yang mendorong terjadinya tingkah laku
2. Pemahaman tentang sikap, konsep diri, defence mechanism, dan memori
3. Pemahaman mengenai adanya psychological field pada saat seseorang bertingkah laku meliputi motif, tujuan, persepsi, dan tension.

Interviewer harus memberikan motivasi (dorongan) ekstrinsik dan intrinsik. Motivasi ekstrinsik diantaranya menjelaskan maksud dan tujuan, menjelaskan bahwa informasi yang diberikan iterviewee akan memberikan kontribusi pada pencapaian tujuannya, dan menjelaskan apa yang diharapkan interviewee dalam interview. Sedangkan motivasi intrinsik diantaranya adalah menciptakan suasana yang nyaman, mempertahankan suasana yang membuat interviewee merasa dimengerti, dan memberikan kebebasan untuk mengungkapkan masalah.

Teknik mendengarkan yang baik dalam interview adalah active listening, yakni interviewer aktif mendengarkan, menunjukkan kesediaan bertanya tentang hal-hal yang kurang jelas agar dapat memahami informasi, dan tidak hanya berfungsi sebagai alat perekam yang sifatnya pasif.

Syarat active listening menurut Rogers & Farson adalah:
1. Intensity
Memberikan perhatian dan konsentrasi secara intensif
2. Empathy
Memahami apa yang dikatakan interviewee serta turut merasakan apa yang ia rasakan
3. Acceptance
Mendengar tanpa memberikan judgement (penilaian)
4. Take responsibility for completeness
Mendengar untuk merasakan dan bertanya untuk meningkatkan pemahaman.

Adapun langkah mendengarkan diantaranya:
1. Melakukan eye contact
2. Menunjukkan respon positif (tersenyum, menganggukkan kepala, bergumam)
3. Mengendalikan emosi
4. Mengendalikan gerakan yang akan mengganggu
5. Tidak melakukan interupsi atau sanggahan
6. Interviewee harus lebih banyak bicara daripada interviewer
7. Jangan meremehkan apa yang dikatakan interviewee
8. Buat suasana menjadi nyaman

Subhanallah, gak salah aku masuk psikologi. Disini aku diajarkan cara bagaimana menghadapi orang, cara bagaimana membuat orang lain nyaman dengan kita, dan cara bagaimana aku harus menempatkan diri saat berinteraksi dengan orang lain. Walaupun masih belajar, semoga ilmunya benar-benar bermanfaat dan membawa berkah yaa amiin.

Bagaimana Cinta menurut Ilmu Psikologi?

Apa sih yang membuat orang saling tertarik? Jawabannya adalah pertama, keterbiasaan. Menurut psikolog sosial, keterbiasaan adalah kondisi yang diperlukan agar relasi yang akrab dapat berkembang.

Lalu yang kedua adalah kesamaan. Coba, mengapa orang tertarik dengan orang lain yang memiliki sikap, nilai, dan gaya hidup yang sama? Jawabannya adalah validasi konsensus. Sikap dan nilai kita memperoleh dukungan jika sikap dan nilai orang lain juga sama dengan kita. Kesamaan mengimplikasikan bahwa kita akan menikmati dan melakukan hal-hal dengan orang yang menyukai hal yang sama dan memiliki sikap yang sama.

Ketiga adalah ketertarikan fisik. Menurut Buss & Barnes, pria cenderung menyukai lawan jenis yang berpenampilan menarik, bisa memasak, dan berhemat. Sedangkan wanita menyukai lawan jenis yang penuh perhatian, jujur, dapat diandalkan, baik, dan berpenghasilan tinggi.

Jika ketertarikan mengawali suatu hubungan, akan timbul kemungkinan untuk memperdalam hubungan cinta. Adapun bentuk-bentuk cinta:
1. Intimacy
Intimacy sebagai proses menemukan diri sendiri sekaligus peleburan diri di dalam diri orang lain.
2. Persahabatan
Wanita lebih banyak memiliki sahabat, lebih membuka diri, dan saling memberikan dukungan. Sedangkan persahabatan pria cenderung lebih bersifat kompetitif, menjaga jarak, dan hanya sharing tantang informasi yang berguna. Pria dan wanita yang bersahabat akan memiliki ketidakjelasan karena adanya batasan seksual sehingga dapat menimbulkan ketegangan dan kebingungan.
3. Cinta Romantis
Disebut cinta bergairah (eros) yang memiliki komponen seksual dan gairah yang kuat, sering mendominasi di periode awal relasi cinta.
4. Cinta Afeksi
Disebut cinta karena kedekatan, terjadi ketika individu menginginkan seseorang berada di dekatnya serta memiliki afeksi mendalam dan perhatian terhadap orang itu.
5. Cinta yang Sempurna
Merupakan bentuk cinta yang paling kuat dan utuh yang melibatkan 3 dimensi (gairah, keintiman, dan komitmen)

Secara biologis, ketika seseorang jatuh cinta, otak akan melepaskan hormon dopamin yang berfungsi untuk menciptakan perasaan bahagia, meningkatkan energi, bersemangat, menurunkan nafsu makan dan konsentrasi, sehingga hormon adrenalin dan norepinefrin juga ikut meningkat yang membuat jantung berdebar dan perasaan gelisah. Hormon endorfin bekerja bersamaan dengan aktifnya hormon feromon yang menimbulkan ketertarikan terhadap lawan jenis.

Terlepas dari semua itu, dalam menjalin suatu hubungan, ada juga yang disebut dengan kegagalan cinta. Kegagalan cinta terjadi jika orang yang kita cintai berulang kali mengkhianati kepercayaan kita, merugikan secara emosional dan finansial, atau kita merasa putus asa karena orang yang kita cintai tidak membalas perasaan kita.

#Wallahualam

Remaja dari Sisi Psikologis

Remaja. Sering denger kata "remaja" kan ya, tapi sebenernya apasih remaja itu? Menurut bahasa latin, remaja itu disebut "adolescence" yang artinya tumbuh menjadi dewasa. Remaja juga disebut transisi dari masa anak menuju masa dewasa. Jadi remaja itu apa? Anak-anak bukan, dewasa juga bukan.

Nah dilihat dari ilmu psikologi, remaja itu kematangan kognitifnya berkaitan dengan kapasitas berpikir abstrak, kemampuan emosional ditunjukkan oleh kemampuan menemukan identitas diri dan lebih mandiri, mengembangkan sistem value dan membentuk relasi dengan lebih matang. Menurut Diane E. Papalia, sebenarnya tidak ada batasan pasti mengenai usia remaja, hanya saja berkisar 12/13 tahun sampai 20 tahunan.

Menurut Erikson, tahap perkembangan masa remaja adalah tahap identitiy vs role confusion. Pencarian identitas disini didefinisikan Erikson sebagai konsepsi tentang diri, penentuan tujuan, nilai, dan keyakinan yang dipegang teguh oleh seseorang.

Perlu kita ketahui bahwa remaja tidak membentuk identitas mereka dengan meniru orang lain, tetapi dengan memodifikasi dan mengorganisasi kemampuan, kebutuhan, ketertarikan, dan hasrat mereka sehingga dapat diekspresikan dalam konteks sosial.

Kesetiaan yang dimiliki remaja merupakan perpanjangan dari trust (rasa percaya di masa bayi kepada orang tua). Jika trust terpenuhi di masa bayi, maka di masa remaja, ia akan fidelity (percaya) kepada orang yang dicintainya.

Ketika sharing perasaan dan pemikiran, remaja akan memperjelas identitas diri melalui refleksi dari mata orang yang dicintai. Walaupun demikian, intimacy pada masa remaja berbeda dengan mature intimacy pada masa dewasa yang menuntut komitmen, pengorbanan, dan kompromi.

#Wallahualam

Rabu, 06 Mei 2015

Suka Duka Anak Psikologi

Kalian mesti tahu gimana suka dukanya jadi anak Psikologi. Khususnya suka duka ketika nyari OP (Orang Penelitian) buat praktikum.

Dulu waktu SMP atau SMA, bahan penelitian kita kan paling cuma bawa jenis tanaman, bawa kodok,  serangga, cairan cuka, mentega basi, air jeruk, de el el. Nah sekarang pas kuliah, berhubung aku ngambil Psikologi, yaa bahan penelitiannya adalah manusia. Yang namanya manusia kan karakternya beda-beda, kemauannya juga beda-beda.

Pokoknya kalo dianalogikan, OP itu adalah sejenis makhluk yang sangat misterius. Makhluk yang kadang bisa jadi malaikat penolong, tapi seringnya sih udah kaya kawanan begal yang suka bikin takut, khawatir, deg-degan gak karuan.

Malaikat penolong, karena doi mau bantuin kita praktikum. Tapi kalo doi tiba-tiba gak ngasih kabar, tiba-tiba gak bisa dihubungi, atau bahkan tiba-tiba gak bisa datang. Udah... bye! Tamat riwayat lo jadi mahasiswa Psikologi!

Tau gak, nyari OP itu udah kaya nyari jodoh. Susaaaah banget. Pernah waktu itu aku nyari OP, eh setiap orang yang ditanya ternyata udah pada sold out, alias udah jadi milik orang lain. Rasanya cuma aku yang belum juga dapet pasangan hidup #eh

Jadi curhat. Suatu hari aku pernah minta someone buat jadi OP, dan doi udah bilang oke. Eeeh esok harinya doi tiba-tiba bilang, "Maaf Riksa sekarang aku udah jadi OP orang". Jleb banget kan, siapa yang berani-beraninya nikung dari belakang?!

Terus aku juga pernah rebutan OP sama temen aku. Sampe nyuruh si doi buat milih diantara kita berdua. Tau gak, rasanya tuh seneng banget banget banget ketika doi ternyata lebih milih aku daripada temen aku itu.

Aku juga pernah minta someone buat jadi OP, terus doi bilang "Maaf Riksa jam segitu aku ada kuliah". Tapi esok harinya, ternyata doi udah jadi OP temen sekelas aku, dengan alasan "Ternyata jam segitu aku gak ada kuliah, aku salah lihat jadwal".

Terlepas dari semua itu, OP juga adalah makhluk yang sangat spesial. Kalau doi gak tahu alamat kampus atau gak tahu letak laboratorium Psikologi dimana, terpaksa kita harus menjemput doi dimanapun posisinya. Lebih parah lagi kalau udah mah rumah doi jauh, nyasar, dan gak tahu saat itu lagi ada dimana. Udah... bye!

Pernah saat itu aku punya OP, doi tiba-tiba gak bisa dihubungi, dari malam sampai hari H gak ada kabar. Sebagai praktikan aku butuh kepastian dong. Akhirnya jam 7 pagi sebelum berangkat kuliah aku terpaksa datang ke kosannya. Tuh kan bener ternyata dia masih tidur, padahal kita janji jam 8.

Lebih spesial lagi, kalau persyaratan OPnya adalah anak kecil. Aduuuuh itu ritualnya banyak banget. Mulai dari mencari, kenalan, ngajak ngobrol, ngajak maen, dijajanin. Beuuuuh roaming banget PDKTnya. Eeeeh pas hari H doi rewel, gak mau lepas dari mamahnya.

So, anak Psikologi itu harus gak tahu malu, bahkan bisa dibilang malu-maluin. Iyalah, kan harus ngajak kenalan orang, so kenal sama orang, dan minta kontak orang yang gak kita kenal sebelumnya (buat yang lagi nyari jodoh, suka menyelam sambil minum air hahaha). Soalnya kalau gak gitu, kita gak akan bisa dapet OP buat praktikum.

Tapi sesulit apapun itu, kalo kita udah jatuh cinta sama Psikologi dan yakin Allah akan menolong kita, akan selalu ada jalan ko. Buktinya, dari sekian banyak praktikum yang aku jalani, bahkan satu praktikum butuh 5 orang OP sekaligus pun, Alhamdulillah ada aja orang yang nyantol, yang mau jadi OP aku.

Selasa, 31 Maret 2015

Perempuan Akhir Zaman

Aku tahu aku tak sempurna. Aku tak secantik Ratu Balqis, tak sesabar Siti Khadijah, tak secerdas dan sesolehah Siti A'isyah. Aku hanya perempuan biasa, yang terlahir dari keluarga biasa. Aku hanya perempuan akhir zaman yang penuh dosa.

Jika aku tak bisa seperti Ratu Balqis, lalu apakah aku pantas mendapatkan pasangan hidup seperti Nabi Sulaiman? Jika aku tak bisa seperti Siti Khadijah dan Siti A'isyah, lalu apakah aku pantas mendapatkan pasangan hidup seperti Nabi Muhammad Saw.?

Aku tahu dengan segala kekuranganku, aku bukanlah siapa-siapa. Aku tahu dengan segala kesederhanaanku, aku hanyalah perempuan biasa. Tapi salahkah aku jika menginginkan pasangan hidup yang sempurna? Salahkah aku jika mengharapkan pasangan hidup yang baik agamanya? Yang baik rupanya? Baik hartanya dan baik keturunannya?

Ya, aku hanya perempuan biasa, perempuan akhir zaman yg bercita-cita ingin menjadi wanita solehah. Aku ingin memantaskan diriku agar mendapatkan pasangan hidup yang sempurna. Setidaknya mendekati sempurna.

#Wallahualam

Jumat, 27 Maret 2015

Hanya Ilusi

Saat itu dunia masih tertidur. Lelap. Namun aku tiba-tiba terbangun. Sendirian. Sunyi senyap, hampa rasanya. Suara binatang malam terdengar seperti alunan musik klasik. Lembut. Tak lama kemudian suara ayam jantan mulai berkokok di ujung selatan. Mentari pagi sedikit demi sedikit naik ke permukaan. Kini duniaku sudah terbangun, dan aku tak lagi sendirian.

Ku tengokkan wajahku ke kiri dan ke kanan, rupanya ada sesosok manusia melambaikan tangan dari arah belakang. Dia tersenyum kaku, menatap dengan tajam. Aku tak tahu persis dia tersenyum untuk siapa. Tapi aku tahu matanya menatap ke arahku. Rupanya dia semakin mendekat. Seolah ingin menyapa. Dengan mantap dia melangkah. Tapi aku hanya terdiam. Dan hanya bisa diam. Wajahnya mulai terlihat jelas, namun senyumnya semakin kaku.

Kini dia ada di hadapanku. Menatapku. Ya, dia tersenyum kepadaku. Tapi tak sepatah katapun keluar dari bibirnya. Mungkin hanya beberapa detik, tiba-tiba dia memalingkan wajahnya dan pergi menjauhiku. Dia pergi begitu saja. Sepertinya dia tak tahu kemana harus melangkah. Awalnya ke kiri, lalu ke kanan, sesekali dia menengok ke arahku sampai berkali-kali. Kadang aku merasa dia akan kembali. Tapi ternyata dia tetap melanjutkan langkahnya, entah akan kemana.

Rupanya kali ini dia melangkah terlalu jauh, hingga aku benar-benar tak bisa melihatnya lagi. Apakah dia hanya sebatas ilusi? Tapi kenapa hingga saat ini aku masih tetap bisa mengingat wajahnya? Mengingat senyumnya yang kaku dan hanya bisa membisu. Sebenarnya dia ini siapa? Kenapa dia tiba-tiba datang dan tiba-tiba pergi dengan sesuka hati?

Kamis, 26 Maret 2015

Nikah?

Sekarang usiaku sudah menginjak kepala 2 pemirsah. Awalnya aku kira kepala 2 itu artinya punya anak 2, ternyata setelah aku tahu kepala 2 itu maksudnya usia 20 tahunan. Kalo kepala 4 ya 40 tahunan. Oon banget yah aku waktu itu? Tapi ah namanya juga hidup, diawali dari ketidaktahuan kemudian diwarnai dengan pengetahuan. Dengan bertambahnya usiaku, maka berkuranglah jatah hidupku.

Dulu waktu SD, topik obrolanku sama teman yaa seputar boneka Barbie sama masak-masakan. Jadi inget, dulu setiap hari Sabtu, setelah pulang sekolah kita suka maen di kolam ikan deket sungai. Orang Ciamis menyebutnya “lebak”. Biasanya kita suka membawa baju, tas dan sepatu yang kotor untuk dicuci rame-rame di kali, sambil nangkap remis. Abis itu pulangnya kita masak nasi liwet dan remis hasil tangkapan kerja keras selama di lebak.

Menginjak SMP, kita udah mulai “beger” alias pubertas. Banyak diantara kita yang udah mulai berani pacar-pacaran. Karena waktu itu aku belum dibeliin hape sama orang tua, jadi kalo ada kakak kelas atau temen cowok yang naksir, terus minta nomor hape ya aku kasih aja nomor hape si ibu. Akhirnya mereka smsan sama ibu aku deh hahaha. Padahal sebelumnya udah aku kasih tahu kalo itu adalah nomor ibu, bukan nomor aku. Eeh keukeuh ngesms sampe nelpon segala. Mau macarin ibu aku sugan?

Waktu SMA… duh no coment ah yang bagian ini mah. Skip aja yaa hahahaha. Langsung lanjut ke masa-masa perkuliahan deh. Hmmm akhirnya aku disebut mahasiswa juga yah. Berasa bangga, tapi tanggung jawabnya juga gede. Kata “maha” kan biasanya cuma kepunyaan Allah, Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan 99 Asma’ul Husna lainnya. Jadi sebenarnya berat banget memiliki gelar mahasiswa tuh.

Tapi terlepas dari semua itu, aku pengen cerita soal topik yang sering dibicarain mahasiswa. Gak di kampus, gak di kosan, gak di tempat liqo (semacam mentoring gitu) semuanya ngomongin seputar nikah dan jodoh. Apalagi di tempat liqo, soalnya ada beberapa teman seangkatan yang udah nikah. Aku juga sempet kepikiran buat cepet nyusul sih, yaa kuliah sambil nikah gitu deh hahaha. Tapi… entahlah, gimana Allah ngasih jodohnya aja. Soalnya kalo dipikir-pikir, nikah itu satu kali buat seumur hidup. Berarti kita seumur hidup bakal ketemu sama si doi. Gak kebayang tar pas berantem masa mau maen cakar-cakaran atau jambak-jambakan sih? Terus kan salah satu konsekuensi menikah itu hamil, melahirkan, dan punya anak. Jadi harus bener-bener siap secara fisik dan psikis.

Kalo topik nikah di area kosan, suka bodor. Jadi ceritanya, mereka lagi ngerjain tugas numpuuuuk banget, atau lagi menghadapi UTS & UAS. Terus ngeluh dan bilang, “Adek lelah nih bang, nikahin adek sekarang dong!” Parah banget kan? Lah dia pikir nikah itu cuma akad nikah, resepsi, terus malam pertama doang? Ya enggak lah, justru kehidupan setelah menikah itu yang gede banget konsekuensinya. Emang pacaran, kalo udah gak cinta yaa ke laut aja, terus cari pacar lagi. Hiiiiy semurah itu kah yang namanya pacaran?

Kalo topik nikah di kalangan temen kampus beda lagi. Kita panggil aja si doi Mawar, nah si Mawar ini sering banget bilang, “Kamu cepetan nikah dong! Nanti kita maen ke rumah kamu pake baju seragaman, didandanin, terus jadi pagar ayunya”. Dia bilang gitu hampir ke semua orang (khususnya yang deket sama dia). Jadi heran, kenapa gak dianya aja yang duluan nikah yah? Ko nyuruh-nyuruh orang, proyeksi banget itu hahahah.

Ada juga yang udah punya target nikah, izin nikah muda dari orang tua udah ada, biaya sedang dipersiapkan, udah mulai ngeceng-ngeceng gedung, pesanan catering, rias pengantin, sama desain undangan. Yaa kalo diitung-itung persiapannya udah mencapai 90% lah. Tahu gak 10% lagi yang belum ada apaan? Calonnya pemirsah, belum ada! Hahahahaha yang ini parah banget.

Terakhir, mentang-mentang udah mahasiswa alias bukan siswa lagi. Temen-temen SMA kalo ada yang ulang tahun, terus pada ngucapin di grup, doa utamanya adalah “Semoga cepet dapet jodoh, cepet nikah, dan cepet punya momongan yaa”. Duh gimana kalo udah kerja ya, masih kuliah aja doanya udah gituan hahaha. Yaa terlepas dari semua itu, semoga Allah selalu menakdirkan kebaikan untuk kita dan menjadikan kita ridho menerimanya. Amiin

“Wallahualam

Sabtu, 21 Maret 2015

Zaman Edan, Katanya

Sekarang ini, kita hidup di zaman orang nyuci bisa sambil masak. Orang bisa ngobrol tanpa ketemu langsung sama yang diajak ngobrol. Pulang pergi ke luar negeri cuma hitungan jam. Ya, kita hidup di zaman yang serba canggih. Maen ke rumah temen gak usah ngetok pintu dulu, cukup telpon aja atau nge-ping di bbm. Kerja kelompok gak usah ngumpul bareng di bawah pohon rindang atau di rumah temen sambil numpang makan gratis (rejeki anak kosan), cukup ngirim materi via email. Beli baju gak usah capek-capek pergi ke mall atau ke tanah abang, cukup beli di online shop aja. Tinggal pilih, pesan, lalu 3 hari kemudian barang udah nyampe di depan rumah.

Sekarang itu zamannya ngepoin orang gak usah nanya temen, cukup buka social media kita bisa tahu semuanya. Kalo marah sama orang gak perlu ngedatengin rumahnya, cukup serang aja dia lewat status. Pengen ngetren juga sekarang mah gampang, tinggal bikin video gokil di youtub ato ngejelekin orang di twitter esok harinya langsung jadi trending topic. Pengen tahu kehidupan selebritis gak usah nunggu berita di infotainment, cukup buka instagramnya kita bakal tahu aktifitas dia dan siapa aja orang-orang terdekatnya. Dijamin, informasi yang kita dapet bakal lebih lengkap, aktual, tajam, dan terpercaya.

Sekarang itu zamannya anak kecil udah gak pernah lagi nyanyiin lagu bintang kecil, pelangi-pelangi, dan naik-naik ke puncak gunung. Tapi lagu mereka sekarang adalah sakitnya tuh disini, cintaku klepek-klepek sama dia, goyang dumang, sama kawin lagi suamiku istrinya baru lagi. Lagu tuk-tik-tak-tik-tuk suara sepatu kuda aja sekarang udah diganti sama cuk-ki-cak-ki-cuk kereta malam. Keren kan? Anak sekarang maenannya gadget, aku sih dulu maenannya tanah sama air. Anak sekarang udah pinter download game, aku sih dulu pinter maen petak umpet.

Katanya, sekarang itu zaman udah edan. Nenek-nenek ngambil kayu bakar dimasukin penjara sama anaknya sendiri. Sedangkan koruptor? Zaman sekarang tuh katanya orang jujur bakal susah dapet kerja, bakal susah naik jabatan, dan bakal susah jadi orang kaya. Mangkanya jadi orang jangan terlalu jujur, naïf banget sih loh! Padahal buat apa punya kerja, jabatan tinggi, dan uang banyak kalo ujung-ujungnya masuk penjara, eeeh pas udah mati di akhirat masuk neraka.

Sekarang itu zamannya rebutan jadi pejabat dan pemimpin Negara, gak peduli sikut sana sikut sini, fitnah sana fitnah sini. Masih inget kan pemilu kemaren? Bangsa Indonesia mendadak terbelah menjadi dua kubu. Perang mulut, perang status, sampai perang fisik. Padahal waktu zaman Rasul, orang itu ogah-ogahan jadi pemimpin. Tanggung jawabnya gede bro! Rakyat Indonesia itu ratusan juta loh, emang Bapak sanggup mempertanggung jawabkan semuanya di hadapan Allah nanti? Sekarang aja, rakyat udah mendemo, gimana entar?

Sekarang itu zamannya cewek pake baju anak TK, kurang bahan, bahkan bisa dibilang compang-camping. Cowok pake celana kekecilan, kayaknya sih itu celana dibeli pas dia berat badannya masih 50 kg, tapi ko masih dipake aja yaa padahal sekarang berat badannya udah 80 kg. Sekarang itu pacaran udah merupakan keharusan, kalo enggak berarti lo gak laku. Sekarang itu zamannya nikah dengan mas kawin anak dalam kandungan, alias MBA. Yaa kawin-cerai sih udah biasa, KDRT makanan sehari-hari.

Zaman sekarang tuh, anak baik-baik ditanya kenapa gak ngelakuin zina? Jawabannya takut hamil, takut dipecat jadi anak, dikeluarin dari sekolah, masa depan hancur, dan takut kena penyakit menular seks. Emang mereka gak takut sama azab Allah? Ya itulah zaman sekarang, zaman dimana teknologi semakin canggih, tapi iman semakin melempem. Zaman dimana  mereka ngerasa bakal hidup selamanya, dan lupa bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati.

Selasa, 17 Maret 2015

Hanya Sebatas Persepsi

Diawali dengan stimulus yang masuk, kemudian diolah dalam otak, sehingga ia memiliki makna. Itulah persepsi. Persepsi adalah pemaknaan. Dan cara kita memaknakan suatu stimulus, tergantung dari sudut mana kita melihat.   Stimulus yang sama, dalam ruang dan waktu yang sama, ternyata bisa dipersepsi beda-beda oleh orang yang berbeda. Itulah uniknya manusia.

Carl Rogers dalam teori humanistiknya pernah berkata bahwa manusia menanggapi dunia sesuai dengan persepinya, realitas hanya sebatas persepsi subjektif yang mungkin berbeda dengan fakta sebenarnya.

Ya, hanya persepsi. Selama ini yang aku rasakan, yang aku pikir itu sesuatu yang special pun sepertinya hanya sebatas persepsiku saja. Faktanya, nothing! Kadang kita terlalu cepat menilai dan menyimpulkan sesuatu yang belum tentu, so hasilnya pun jelas gak akan valid.

Kita sebagai mahasiswa selalu dididik agar berpikir rasional, ilmiah, dan objektif. Ketika akan melakukan penelitian, awali dengan melihat fenomena di lapangan, jika menemukan masalah, selanjutnya buat latar belakang masalah, kemudian diidentifikasi, dan dibuat hipotesisnya. Nah biasanya cewek mentok di hipotesis. Padahal itu kan hanya dugaan sementara. Harusnya setelah membuat hipotesis, dilanjut lagi dengan mencari teori penunjang, ambil data, kemudian dianalisis, setelah semuanya dilalui, baru kita tarik kesimpulan.

Kalau prosesnya sesistematis kaya langkah penelitian di atas, dijamin ketika ada orang yang bertanya, jawaban kita pasti rasional, ilmiah, dan objektif. Apalagi kalo dosen yang nanya. Kita bakalan bisa mempertahankan argument karena punya alasan yang kuat, apalagi berdasarkan teori dari para ahli.

Sayangnya, di dunia nyata semua yang kita lalui mengalir begitu saja. Gak ada perencanaan, apalagi sampai nyari-nyari teori. Tapi intinya tetap sama. Dalam menilai sesuatu jangan mentok di hipotesis, karena itu hanya dugaan sementara. Kalo mau nyimpulin harus bener-bener dianalisis dulu sesuai fakta dan data yang diperoleh.

Jadi, cewek gak bisa terus-terusan ngenilai cowok sebagai makhluk yang suka nge-PHP-in. Padahal mungkin cowok niatnya cuma bercanda, eh ceweknya malah kegeeran duluan. Buat para cowok juga, udah tahu cewek tuh emang dari sananya gampang geeran, pake dibercandain kaya gitu lagi. Pantes aja Pak Mario bilang kalo cewek itu selalu benar, sekalipun salah cowok adalah penyebabnya hahaha.

Sekali lagi, itu hanya sebatas persepsi. Entah siapa yang salah, entah persepsi mana yang keliru dalam memaknakan sesuatu. Buat para cewek, geer boleh-boleh aja, asal jangan kepedean. Apalagi kalo analisis kamu mentok di hipotesis, beuuuh gak banget deh. Geer boleh-boleh aja, asal jangan keterusan. Karena papahku pernah bilang, cowok yang serius suka sama kamu tandanya cuma satu, dia akan menemui orang tuamu dan bilang akan menikahimu.

Nah buat para cowok, bercanda boleh-boleh aja asalkan harus bisa jaga perasaan. Bercanda boleh-boleh aja, asal seputar Sule dan Andre. Artinya, tema candaan kamu yang umum-umum aja deh, jangan menjurus ke hal-hal yang bisa berpeluang buat bikin cewek geer. Karena selain pake logika, cowok juga harus pake perasaan.

#Wallahualam

Si Manis Manja

Kenalin aku Riksa, panggil aja Kokom. Ceritanya aku lagi merantau di sebuah Kota yang lumayan terkenal lah. Itu loh yang wali kotanya sering dibicarain di televisi maupun di media social. Warga Bandung biasanya manggil beliau Kang Emil. Kebijakan-kebijakan beliau itu bikin gebrakan baru, katanya. Salah satu gebrakannya adalah bikin Taman Jomblo, Taman Lansia, Taman Film, de el el.

Nah si Kokom ini ceritanya tinggal di Bandung itu ngekos. Kokom satu kosan sama panggil aja namanya Edoh, Entin, Icih, dan Eha. Ini bukan nama samaran ya, tapi emang faktanya nama-nama yang disebutkan tadi adalah panggilan sayang. Kita membentuk sebuah geng yang dinamakan Si Manis Manja, disponsori oleh ibu-ibu sosialita asal Cicaheum. Masing-masing dari kita punya kebiasaan unik yang gak mungkin dimiliki manusia biasa, terkecuali oleh 7 Manusia Harimau.

Edoh. Dia ini sejenis manusia yang suka banget makan mie instan pake irisan bawang daun. Suatu malam, dia pengen makan mie instan pake sayur, dan kamu tahu sayur yang dia masak sama mie instan itu apa? Leunca. Tau gak leunca? Sejenis sayur bentuknya bulat segede sukro, warnanya ijo keungu-unguan, rasanya pahit, dan kata dia itu tuh enak banget. Keunikan lainnya, dia kalo tidur susah banget dibangunin. Alarm sekeras apapun dan selama apapun alarm itu berbunyi, dia tetep gak akan bangun. Tapi ketika ada suara bbm masuk, walaupun segitu pelannya, dia langsung bangun buat ngecek hape.

Entin. Manusia yang satu ini hobinya galau mulu. Diam-diam cicing. Dibilang kalem da enggak, dibilang jutek juga enggak. Orangnya sulit ditebak. Jujur, aku sampe gak bisa ngebedain kapan saat dia diem karena bener-bener galau dan kapan saat dia diem tapi gak punya masalah. Nah si Entin ini kalo pengen pipis, dia suka tiba-tiba masuk ke kamar aku dan bilang, “Ceu Kokom, hoyong pipis euy”. Lah dia kira muka aku muka WC apa? Ko pengen pipis malah nyamperin aku, bukannya masuk WC. Dan setiap jam 9 malam, si Entin suka ngabsen makanan. Sampe pernah waktu itu aku lagi tiduran, dia tiba-tiba masuk ke kamar terus bilang, “Kom, pengen kwetiau, seblak, batagor, siomay, nasgor, mi goreng, baso, gorengan, capcay, pempek, cuanki, cilok, daaaaaan masih banyak lagi sampe keriting kayanya kalo aku ketik di sini. Uniknya dia tuh ngabsen makanan-makanan tadi tanpa jeda, mungkin saking sudah lancarnya kali ya.

Icih. Dia ini tipikel orang yang ekspresif, kebalikannya dari si Entin. Kalo dia, apa-apa diomongin, apa-apa diceritain. Aku sampe hafal siapa aja temen-temen kampusnya. Padahal kita gak sekampus loh. Dia ini kalo cerita kaya orang yang lagi maen kabaret. Bercerita pake ekspresi, gesture, dan suara yang didramatisir. Si Icih suka banget makan bubur. Sampe pernah seharian itu dia sarapan, makan siang, sampe makan malam menunya adalah bubur. Terus dia juga tiap kali mau ke WC pasti mampir dulu ke kamar aku, ato enggak dia bukain pintu, terus ngeliat aku lagi ngapain, abis itu di tutup lagi. Entah karena kamar aku yang deket WC atau karena aku emang orangnya ngangenin, sampe ditengok mulu.

Eha. Dia ini sejenis manusia yang suka banget makan sate. Perasaan tiap malam, menunya sate mulu. Uyuhan we teu bosen. Kalo kata aku dia ini kaya kelelawar. Di saat kita udah mau tidur, dia justru sibuk masak nasi sama nyiapin makan malam. Terus gak lama kemudian dia masuk WC sambil bawa handuk dan seperangkat alat mandi. Katanya sih cuma mau cuci muka sama gosok gigi. Tapi perlengkapan yang dia bawa itu loh, kaya yang mau mandi aja. Hobi Ceu Eha ini adalah nyanyi. Kosan kita tuh udah dia anggap seperti tempat karoke dan udah kaya milik dia seorang. Suaranya itu loooooh, beuuuuuh Agnes Monica mah lewaaaat hahaha.

Kokom. Duh jadi malu kalo ngomongin diri sendiri. Si Kokom ini adalah penjual pulsa. Dia sampe masangin iklan “Sedia Pulsa” di pintu kamarnya. Dia juga suka nulis-nulis di dinding. Entah itu masang target, rencana hidup, jadwal kuliah, tugas kuliah, kata-kata motivasi, de el el. Kamarnya udah kaya papan mading aja, rame sama tulisan. Tiap orang yang masuk kamar si Kokom pasti bakal tertawa, apalagi pas baca tulisan terget dan rencana hidup. Si Kokom terkenal suka makan dan lebay. Apapun makanannya dia suka, bahkan dia ini kaya tong sampah yang selalu melakukan “pembersihan” dengan alasan mubadzir. Jenis diet apapun gak bakal mempan dia lakonin, karena mulutnya itu gak bisa diem selalu pengen ngemil. Dia juga orangnya lebay, salah satu contohnya dia pernah nyanyi dengan nada yang kemana-mana (fals tingkat dewa) di voice note terus dikirim ke beberapa teman.

Udah lah intinya mah anggota geng Si Manis Manja itu gak ada yang bener, absurd semua. Dengan segala kebiasaan dan keunikan yang mereka punya, justru di situlah titik awal kita untuk mencapai masa depan yang lebih cerah. Cita-cita kita tuh pengen jadi istri arsitek, dokter, pilot, insinyur, bahkan jadi istrinya bupati Majalengka, entah periode yang ke berapa. Duh da kita mah hidupnya teh penuh dengan khayalan. Tapi segala sesuatu emang awalnya kan dari mimpi. Iya gak sih?

Senin, 16 Maret 2015

Bakti hanya Sebatas Mimpi

Aku bukanlah anak yang sempurna, aku tak seperti mereka yang selalu kau puja. Aku juga bukan anak yang pandai berbakti, yang aku bisa hanya terus menyakiti tanpa henti. Aku selalu menuntut, tanpa mampu memberi.

 “Jika ibu bapakmu tlah tiada, siapa yang akan mampu menggantikannya?” Aku rasa tidak ada, dan tak akan pernah ada. Karena kalian tak akan pernah terganti, karena ibu dan papah sudah memiliki tempat tersendiri.

Lisan yang sulit dijaga, serta tingkah polah yang sulit dikontrol membuatmu kembali tersakiti. Bukan maksudku membuatmu terluka, lagi dan lagi. Aku hanya ingin selalu berada di dekatmu. Agar aku bisa melihatmu setiap hari.

Tak ada anak yang tak ingin berbakti, tak ada anak yang tak ingin orang tuanya selalu bahagia karenanya. Begitu pun aku. Tapi rasanya, bakti hanya sebatas niat baikku, bakti hanya sebatas mimpi. Entah mengapa, rasanya begitu mudah membuat kesalahan tapi teramat sangat sulit untuk menjaga perasaan.

Jika manusia itu tempatnya salah, maka tuntun aku agar dapat mendekati benar. Jika manusia itu tempatnya dosa, maka ingatkan aku agar selalu bertaubat memohon ampun kepada-Nya.

Aku sayang ibu dan papah. Tapi katanya kalau sayang sama orang jangan tanggung-tanggung, buat dia selalu bahagia. Bahkan jika tanpa kita dia lebih bahagia, maka lepaskanlah. Tapi apakah aku sanggup? Rasanya tidak. Kini, esok, lusa, dan selamanya aku tetaplah putrimu yang selalu ingin berada di dekatmu.

Ya Allah, jika aku tak mampu membahagiakan orang tuaku, maka cukup bantu aku agar tak melukai hati mereka. Amiin.

Minggu, 08 Maret 2015

Semoga Bersama sampai ke Surga

Harta yang paling berharga adalah keluarga
Istana yang paling indah adalah keluarga
Puisi yang paling bermakna adalah keluarga
Mutiara tiada tara adalah keluarga
~Arswendo Atmowiloto~

Kutemukan suatu kebahagiaan, kedamaian, dan kehangatan dalam keluargaku. Tak ada tempat yang paling indah yang memberiku kenyamanan selain rumah, tak ada tempat yang paling mewah yang memberiku kedamaian selain rumah. Karena di tempat inilah aku dibesarkan, dan di tempat inilah aku merasakan kebahagiaan.

Aku sangat sangat bersyukur karena Allah telah menakdirkanku terlahir dari rahim seorang ibu yang istimewa dan menjadi seorang putri dari seorang ayah yang juga sangat istimewa. Mereka adalah dua malaikat penjaga yang selalu siap siaga melindungiku dari segala macam marabahaya.

Tak kalah istimewanya, Allah pun menitipkan dua malaikat kecil yang kini telah tumbuh menjadi seorang remaja. Mereka tampan dan rupawan. Dengan keempat malaikat yang Allah hadiahkan kepadaku, semakin bertambah lengkaplah kebahagiaanku.

Sore hari adalah waktu yang paling aku tunggu-tunggu. Karena di saat itulah kita bisa berkumpul untuk berbagi cerita. Warna-warni canda yang dilontarkan semakin menambah kehangatan. Meski kini kita sudah tak serumah, meski kini kita berada di tempat dan di kota yang berbeda. Namun kita selalu menyempatkan waktu untuk tetap bertemu. Itulah kita. Kita yang kemana-mana selalu bersama. Malam minggu pun keluar berlima.

Tapi tiba-tiba aku tersadar, bahwa dunia itu fana. Kebersamaan kita saat ini juga fana. Sungguh, aku tak sanggup membayangkan jika suatu hari nanti Allah memisahkan kita. Suatu hari nanti Allah akan memanggil kita satu per satu. Dan itu pasti, karena setiap yang bernyawa pasti akan mati.

Untuk itulah kenapa setiap 2 minggu sekali aku selalu menyempatkan dan memaksakan diri untuk pulang ke rumah. Meski jarak kita terpaut cukup jauh. Meski aku harus menempuh perjalanan selama 5 sampai 6 jam, meski aku harus melewati beberapa kota dengan kemacetan yang lumayan panjang, atau panas dan sumpeknya berdesak-desakan di mobil umum.

Aku selalu berpikir, selagi masih ada umur, selagi masih ada kesempatan, kenapa enggak? Aku selalu merasa takut, jika esok atau lusa Allah akan memanggil salah satu diantara kita. Jadi aku pengen puas-puasin waktu yang aku punya buat ketemu dan berkumpul bersama keempat malaikatku. Terlepas dari semua kekhawatiranku, semoga Allah akan mengumpulkan kita kembali di surga-Nya nanti. Amiin…

#Wallahualam

Sabtu, 07 Maret 2015

Aku Berpisah karena Allah

Oke… mungkin sekarang aku bisa dengan mudahnya mengatakan bahwa cinta kepada lawan jenis yang bukan mahram itu dilarang. Karena cinta lawan jenis yang Allah ridhoi hanyalah cinta yang tumbuh dalam ikatan pernikahan.

Larangan Allah dalam Al-Qur’an udah jelas ko. “Dan janganlah kamu mendekati zina”, aktifitas apa aja yang mendekati zina? Jawabannya ya pacaran atau memiliki hubungan dengan lawan jenis yang bukan mahram. Perlu teman-teman ketahui, bahwa aku  bisa mengatakan hal itu pasti ada sebab-musababnya, pasti ada latar belakang masalahnya. Inilah yang ingin aku share.

Aku mengalami hal yang sama seperti remaja lainnya. Aku pernah suka, kagum, bahkan mungkin jatuh hati pada seorang pria. Aku juga pernah ngerasain bagaimana sakitnya patah hati, dan nangis-nangis gak jelas. Rasanya sakiiiit banget, nyesek, remuk, dan entahlah sulit dideskripsikan dengan kata-kata. Jika kita berani jatuh hati, maka kita juga harus berani patah hati. Katanya sih gitu.

Suatu hari, ibuku pernah ngasih buku yang berjudul “Tuhan, Izinkan Aku Pacaran!” karangan Fikri Habibullah M., selain itu aku juga pernah dipinjemin buku sama temen yang berjudul “Udah Putusin Aja!” karangan Ustadz Felix Siauw. Kedua buku itu inti pembicaraannya sama, bahwa cinta kepada lawan jenis di luar ikatan pernikahan itu haram dan merupakan jalan bebas hambatan menuju zina.



Satu alinea dalam buku karangan Fikri Habibullah M. yang membuat pintu hati terketuk dengan sangat keras adalah “Aku sangat mengkhawatirkan jika Allah cemburu atas hari-hari yang pernah kita tingkahi. Aku sangat takut jika hubungan kita selama ini membuat Dia murka kepada kita. Dan jika itu benar terjadi, sungguh apalah arti aku hidup di dunia ini hanya karena hubungan yang kita bingkai dalam tali setan”. Dan satu kalimat dalam buku itu yang juga membuat aku tersentak adalah, “Pacaran secara tidak langsung akan menimbulkan bekasan psikologis”.

Allah cemburu karena kita akhirnya lebih mencintai dia dari pada Dia, lebih takut kehilangan dia dari pada Dia, lebih takut dia yang marah dari pada Dia yang marah. Padahal Dialah Allah yang telah memberi kita kehidupan, Dialah Allah yang tak pernah tidur untuk menjaga kita. Jika Allah sudah cemburu, artinya kita telah melakukan syirik kecil. Dan kita semua tahu bahwa syirik merupakan dosa terbesar yang tidak terampuni.

Mungkin saat itu aku cuma berhubungan via sms, gak sampe pegangan tangan, apalagi yang lebih jauh dari itu. Tapi  menurut Ustadz Felix, “cuma itu kata yang berbahaya. Karena semua kemaksiatan awalnya juga cuma. Selingkuh itu awalnya cuma temen. Hamil juga awalnya cuma pegangan”. Aku emang gak sampe kontak fisik, tapi secara psikologis hati sudah terkontaminasi.

Saat itu aku juga pernah berpikir bahwa aku cuma smsan ko, ketemu juga jarang. Gak mungkin lah kalo sampe melakukan zina. Tapi aku segera tersadar, bahwa sesuatu yang besar berawal dari sesuatu yang kecil. “Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata zinanya melihat, kedua telinga zinanya mendengar, lisan zinanya menutur, tangan zinanya menyentuh, kaki zinanya melangkah dari hati yang berhasrat dan berharap. Semua itu diwujudkan oleh kelamin atau digagalkannya” (HR. Bukhari). Artinya walaupun cuma smsan aku telah zina mata, telinga, lisan, dan hati. Astaghfirullah..

Kebayang gak gimana galaunya aku saat itu. Aku sampe nangis di depan ibu, ngerasa gak kuat menghadapi semuanya. Di satu sisi aku sedang jatuh hati, tapi di sisi lain Allah melarangku. Kata ibu, ketika kita mengucapkan 2 kalimat syahadat, itu artinya kita harus siap menerima konsekuensi untuk taat pada aturan Allah dan Rasul-Nya.

Namun terlepas dari semua itu, jujur aku merasa bangga. Karena aku merasa Allah telah memilihku sebagai remaja yang special. Di saat remaja seusiaku galau dan bersedih karena ada orang ketiga, aku galau dan bersedih karena orang ketiganya adalah Allah. Kata ibu, jika seseorang berpisah karena Allah, maka Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik. Amiin.

Berubah itu emang gak mudah, perubahan butuh keberanian. Tapi hidup adalah pilihan, kalau gak hitam ya putih, bukan abu-abu. Kalau ga positif ya negatif. Kalau ingin selamat ya berhijrahlah dari kehidupan jahiliyyah. Kita harus yakin, ketika ada niat, selalu ada tangan Allah yang menuntunnya. Tinggal kitanya mau apa enggak. Tak ada seorang pun yang mampu mengubah orang lain, kecuali jika ada kemauan dalam dirinya untuk berubah. Allah aja tidak akan merubah suatu kaum jika kaum itu enggan untuk berubah.

#Wallahualam

Jumat, 06 Maret 2015

VMJ

Apa itu VMJ? Mungkin sebagian dari kita ada yang sudah tahu tapi mungkin dari sebagian yang lain ada yang belum tahu. VMJ itu singkatan dari Virus Merah Jambu. Sederhananya VMJ adalah virus yang menjangkit mereka yang sedang jatuh cinta. Pertanyaan selanjutnya, kenapa disebut virus? Bagaimana tidak, orang yang lagi kena VMJ biasanya suka senyum-senyum sendiri, banyak melamun, males belajar, males ibadah, lupa sama Allah, berani bohong sama orang tua, dan segudang efek-efek lainnya.

VMJ erat kaitannya dengan pacaran, meski ada juga yang hanya mencintai diam-diam. Jika aku bertanya, kenapa harus pacaran? Ada banyak jawaban yang mereka lontarkan, aku kan bukan anak kecil lagi, biar dibilang laku, biar ada orang yang sayang sama kita, biar bisa kenal lebih dekat, biar ada penyemangat buat belajar, de el el.

Udah bukan anak kecil lagi? Nah loh situ kan masih pake seragam, uang jajan aja masih minta Mama Papa. Kalo emang udah gede, mending langsung nikah aja gak usah pacaran. Belum kepikiran buat nikah kan? Yaa artinya kamu masih kecil.

Biar dibilang laku? Lah emang situ barang jualan, pengen banget dibilang laku? Justru kalo kamu single, itu menunjukkan tingginya harga diri kamu. Analoginya, kue yang dibeli di toko dengan yang dibeli di emperan. Kalo di emperan kita bisa seenaknya nyomot sana-sini pake tangan kotor. Sedangkan kue yang dijual di toko, buat ngambilnya aja mesti pake penjepit, gak asal comot apalagi dengan tangan kotor. Tuh kue aja punya harga diri, masa kamu kalah sama kue?

Biar ada orang yang sayang sama kita? Lah emang situ gak punya orang tua, sodara, atau sahabat gitu? Biar bisa kenal lebih dekat? Yakin bakal kenal doi lebih dekat? Bukankah dalam pacaran akan saling menutupi kekurangan? Lamanya masa pacaran tidak menentukan langgengnya suatu pernikahan. Sejujur-jujurnya orang dalam pacaran, kekurangan yang ia tunjukkan masih dalam batas kewajaran. Biar ada penyemangat buat belajar? Yakin bisa konsentrasi belajar kalo setiap detik yang dilalui selalu terbayang wajahnya?

Menurut buku yang saya baca, pacaran adalah manifestasi terbesar bagi jiwa-jiwa pengecut. Ia takut untuk menanggung hidup berumah tangga, ia hanya ingin menikmati sisi-sisi indah dalam hubungan yang haram.

“Dan janganlah kamu mendekati zina, (zina) itu sungguh perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk” (QS. Al-Isra: 32). Mengapa Allah tidak langsung melarang pada intinya saja, misal “Dan janganlah kamu melakukan zina”? Hal ini menunjukkan bahwa sesuatu yang besar berawal dari sesuatu yang kecil. Semuanya terjadi karena ada sebab-akibat. Kalo kata Ustadz Felix Siauw, Pacaran memang tak selamanya berujung pada zina, namun semua zina berawal dari pacaran.

Cinta jangan hanya disempitkan dengan kata pacaran. Cinta memang anugerah, tapi Islam punya aturan. Kita yang harus menyesuaikan diri dengan aturan Islam, bukan aturan Islam yang harus menyesuaikan diri dengan keinginan kita. Cinta kepada makhluk Allah memang manusiawi, tapi jangan sampai menjadi syirik kecil. Jangan sampai kita lebih mencintai dia daripada Dia, lebih takut jika dia marah daripada Dia yang marah. Saudaraku, bersabarlah sebentar untuk sesuatu yang besar. Akan ada saatnya ko.

#Wallahualam

Senin, 02 Maret 2015

Ulurkan Jilbabmu

"Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang Mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS. Al-Ahzab:59)

Ayat di atas sudah tak asing terdengar di telinga kita. Tapi ko masih banyak aja yang ogah-ogahan pake jilbab? Takut gerah lah, takut susah dapet jodoh lah, belum siap lah, mau jilbabin hati dulu lah, dan segudang alasannya lainnya menjadi defense mechanism mereka.

Saudariku, seorang Muslim punya kewajiban ngasih tau yang bener dan ngelarang yang salah, kita punya kewajiban saling mengingatkan. Begitu pula aku, tak ada maksud menggurui ko, hanya saja aku mencintaimu karena Allah, karena aku gak mau membiarkanmu betah berada dalam zona yang salah.

Takut gerah? Cobain dulu aja deh, aku aja tahan masa kamu enggak. Takut susah dapet jodoh? Kita justru harus takut kalo dapet jodoh laki-laki yang gak soleh. Nah kalo mau dapet yang soleh, kitanya juga harus solehah dulu dong. Belum siap? Emang mau kapan siapnya? Segala sesuatu memang butuh proses, tapi jangan kelamaan di proses juga, emang yakin kalau besok kita masih ada umur? Mau jilbabin hati dulu? Nah loh emang hati bisa dijilbabin mba? Justru kalau kita pake jilbab, hati dan tingkah laku kita akan menyesuaikan dengan sendirinya. Setidaknya itu yang aku rasain.

Saudariku, pernah ospek kan? Inget gak, waktu itu senior mewajibkan kita harus pake ini dan itu. Kalau gak sesuai aturan, maka kita akan dapet hukuman. Contoh lain, sejak TK sampai kuliah atau bahkan kerja, kita diwajibkan pake seragam, sepatu, dll. Kalau tidak sesuai aturan, maka kita akan dihukum. Lalu, bagaimana dengan perintah dan aturan Allah Yang Maha Segalanya? Hukumnya sudah jelas tercantum dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah. Tapi ko masih banyak yang menyepelekan ya? Semoga Allah senantiasa membukakan pintu hati kita agar taat pada aturan-Nya. Amiin.

"...karena itu mereka tidak diganggu..." Pada kenyataannya, ko masih banyak laki-laki yang ngegodain (ngaheureuyan) suit..suit..neng bade kamana? Bagaimana tidak, cara berjilbabnya saja masih memperlihatkan lekuk tubuh. Bagaimana tidak, pake jilbab tapi masih suka gandengan sama lawan jenis. Jadi letak kesalahannya dimana? Jika jilbab adalah pelindung, jika dengan jilbab kita tidak akan diganggu, maka jenis jilbab seperti apa yang harus kita pake? Jawabannya adalah, "...dan hendaklah mereka menutup kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya..." (QS. An-Nur: 31). Setidaknya itu yang aku rasain.

#Wallahualam

Pantaskah Syi'ah disebut Islam?

Melalui media buku, surat kabar, dan lainnya kerap diusung tema-tema yang mendekatkan antara Sunni-Syi'ah. Mereka berupaya menghembuskan titik kesamaan, diantaranya disebutkan bahwa "baik Syi'ah maupun Sunni sama-sama menyembah Allah dan rasulnya adalah Rasulullah Saw". Kesamaran inilah yang bisa menggelincirkan aqidah seorang Muslim.

"Janganlah kalian mencela seorang pun dari sahabatku. Sungguh, andai ada seorang dari kalian yang menginfakkan emas sebesar Gunung Uhud, yang demikian itu belum bisa menyamai sesuatu yang telah mereka infakkan (walau) satu mud (segenggam) atau seperduanya". (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Bagaimana bisa dikatakan ada titik dekat antara Islam dan Syi'ah, jika seorang Muslim menghormati para sahabat Rasulullah Saw. sedangkan Syi'ah mencela, menghina  bahkan mengafirkannya? Padahal hanya melalui jalan para sahabat, Islam disampaikan kepada umat.

Sampai kapanpun Syi'ah adalah kelompok yang sesat, sumber hukumnya berbeda, ideologinya bertentangan. Mereka mengubah isi Al-Qur'an, salah satu contoh ayat yang mereka ubah adalah, "Barangsiapa taat kepada Allah dan rasul-Nya dalam hal kepemimpinan Ali dan kepemimpinan para imam setelahnya, sungguh dia telah mendapat kemenangan yang besar". Ayat yang benar tidak ada tambahan kalimat yang dicetak tebal, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Ahzab:71.

Mereka juga tidak mempercayai hadits karena perawinya adalah para sahabat yang mereka anggap hina dan kafir. Khomeini mengungkapkan, "Kedudukan para imam kami lebih tinggi daripada kedudukan para nabi dan rasul". (Rafidhatu al-Yaman 'ala Marri az-Zaman, asy-Syaikh Muhammad bin Abdillah al-Imam, hlm. 484)

Kalau begitu, apakah mungkin Tuhan kita sama jika firman-Nya saja Al-Qur'an dianggap tidak lengkap? Apakah mungkin nabi dan rasul kita sama jika perkataan dan perbuatan Rasulullah Saw. As-Sunnah mereka ingkari? Apabila para imam mereka lebih tinggi kedudukannya daripada para nabi dan rasul, lantas agama seperti apakah yang akan ditanamkan pada umat?

Sumber: Majalah Asy-Syariah. "Mewaspadai Syi'ah Indonesia". Vol. IX/ No. 102/ 1435 H/ 2014

Minggu, 01 Maret 2015

Caramu Mencintai Cinta

"Ya Allah, jika aku jatuh cinta, cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya pada-Mu, agar bertambah kekuatanku untuk mencintai-Mu" (Sayyid Quthb)

Percayalah, sejatinya cinta itu indah. Jika ada yang mengatakan cinta itu menyakitkan, maka ada yang salah dengan caramu mencintai atau caramu menyikapi cinta itu sendiri. Cinta adalah anugerah dari Yang Maha Mencintai. Namun bukan berarti kita sah-sah saja mencintai lawan jenis di luar pernikahan. Karena itu hanya hias-hiasan syaitan. Cinta lawan jenis yang Allah ridhoi hanyalah cinta yang tumbuh dalam ikatan pernikahan.

Jika ada yang mengatakan sebaik-baik cinta adalah cinta tanpa alasan, bagi saya itu kurang tepat. Cinta seorang Muslim harus dengan alasan, yaitu cinta karena Allah. "Aku mencintaimu karena kamu mencintai Allah". Maksudnya, cintailah seseorang karena orang itu taat pada aturan Allah.

"Kadang cinta tak bisa memilih. Cinta datang kapan pun, dimana pun, dan pada siapapa pun". Bagi saya pernyataan itu kurang tepat, karena cinta seorang Muslim itu bukan cinta yang ia tanam, tapi cinta yang tumbuh karena cintanya pada Yang Maha Memiliki Cinta.

Yakinlah, laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik, begitu pun sebaliknya. Jika faktanya banyak wanita baik menikah dengan laki-laki buruk (akhlaknya), dan sebaliknya. Ingat, bukan Allah yang tidak menepati janji, tapi kita sendiri yang salah melangkah. Segala sesuatu terjadi  karena ada sebab-akibat. Oleh karena itu, sebelum terlambat mari kita bersama-sama luruskan niat sebelum mengambil keputusan. Niatkan hanya karena Allah, bukan karena si doi tampan, pintar, atau kaya raya. Tapi karena si doi taat pada Allah.

"Pilihlah agamanya, maka kamu akan beruntung"

#Wallahualam