Kamis, 25 Juni 2015

Gembok aja Lengkap sama Kuncinya

Hari itu... hari Kamis, tepatnya tanggal merah. Mangkanya, sejak pagi sampe sore aku gak kuliah, tapi nongkrong di KEMAH (Keluarga Mahasiswa), alias rapat proker. Berhubung minggu depan ada lomba debat Psikologi, selesai rapat aku langsung ngumpul bareng tim debat buat ngomongin materi.

Gak kerasa tiba-tiba udah jam 8 malam aja, kita pun terpaksa mengakhiri semuanya, walaupun dari 10 mosi baru kebahas setengahnya. Tapi yaa tubuh juga butuh istirahat, ditambah tugas-tugas kuliah yang numpuk sudah melambai-lambai minta diselesein. Jadi yaudah lah yaa pulang saja.

Sesampainya di kosan, ternyata listriknya mati karena konslet. Kita pun memanggil someone yang udah biasa ngebenerin masalah tek-tek bengek kaya gituan. Di sisi lain, laptop aku tiba-tiba mati dan gak bisa hidup lagi. Sedangkan semua tugas kuliah dan bahan materi buat lomba debat ada disana.

Tugas laporan praktikum wawancara harus dikumpulin hari Sabtu, verbatim 43 menit aja belom selese. Rencananya pulang latihan debat mau langsung ngerjain verbatim. Tapi mau dikatakan apalagi, listrik mati, laptop mati, hp pun ikutan mati. Lengkap sudah..

Sekitar jam 10 malam, listrik baru bisa nyala. Aku segera minjem laptop temen buat ngetik verbatim hasil praktikum wawancara kemaren. Sejenak aku terdiam, baru ngeuh kalo pas praktikum aku ngerekam pake hp. Gimana mau ngerjain verbatim kalo rekamannya aja ada di hp, dan hp nya ngerestart terus gak bisa dipake. Stres, frustrasi, dan entahlah husnudzon aja, mungkin Allah nyuruh aku untuk tidur.

Tapi gimana mau bisa tidur di saat genting kaya gitu. Hmmmm gak kerasa air mata pun netes begitu deras, aku mewek... nyesek banget rasanya. Marah? Sedih? Enggak tuh, soalnya aku tiba-tiba teringat sesuatu. Seketika aku sangat sangat sangat bersyukur. Allah ngasih aku cobaan sekaligus ngasih jalan keluarnya. Ko bisa? 

Ya itulah Allah, semua urusanku sudah Allah rancang dengan sedemikian rupa dan dengan sedemikian rapi. Jadi, waktu selese praktikum, temen sekelompok aku sebut saja namanya Mawar, dia segera meminta rekaman wawancara aku hari itu juga agar bisa langsung di burn di CD. Artinya, rekaman aku terselamatkan. Dan besok aku masih punya waktu 1 hari buat bikin laporan.

Lalu, bagaimana dengan nasib materi debat yang ada di laptop? Laptopnya baru bisa dipake hari Senin loh karena harus dirawat inap dulu di BEC. Sedangkan hari Rabu malam kita harus udah otw Semarang buat lomba. Jadi aku belajarnya darimana? Masih ada 5 mosi lagi yang belum dibahas loh. 

Lagi lagi aku mewek semewek-meweknya, bukan karena marah atau sedih, tapi alasannya masih sama. Aku mewek karena aku sangat sangat sangat bersyukur. Lagi-lagi semuanya udah Allah atur dengan rapi. Yaa, aku baru inget kalo sebelum laptop aku rusak, kita tukeran materi dulu. So, materi debat aku ada di flesdisknya temen, artinya semua file tentang debat terselamatkan juga.

Dengan kejadian itu, aku semakin percaya bahwa Allah itu ada. Allah benar-benar ada dan selalu ada kapan pun dimana pun kita membutuhkannya. Hikmah atau pelajaran yang aku ambil dari kejadian itu adalah "Tawakal", berserah diri kepada Allah. Manusia itu hanyalah hamba, sekali lagi manusia itu hamba. Seberat apapun cobaan yang Allah berikan, sangat tidak pantas jika kita marah dan menyalahkan takdir. "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan". (QS. Asy-Syarh: 5). Apapun dan bagaimanapun cobaan yang Allah berikan, kita serahkan urusan kita kepada-Nya karena sebaik-baik pertolongan adalah pertolongan Allah, maka cukuplah Allah sebagai tempat bergantung.

Percayalah, bahwa manusia aja bikin gembok pasti udah sama kuncinya, begitupun Allah, ngasih cobaan pasti udah dengan jalan keluarnya. 

#Wallahualam

Sabtu, 06 Juni 2015

Kita memang Berbeda

Rangkaian kata tak mampu melukiskan sebuah rasa
Makna dari cerita yang pernah ada, seolah tak mampu untuk saling menguatkan
Jiwa yang rapuh rasanya semakin rapuh saat aku menjauh
Menjauh karena sebuah larangan, menjauh karena sebuah kewajiban
Alhasil kini kau pun benar-benar pergi
Entah enggan atau memang tak sudi untuk kembali

Tak ada yang tahu, kita sama-sama tidak tahu
Semuanya mengalir begitu saja, serba tiba-tiba
Kita pun saling menebak, saling menyimpulkan, dan akhirnya saling meninggalkan

Kita memang berbeda, entah itu prinsip, cara pandang, maupun gaya hidup
Tapi tidak ada yang tidak mungkin jika Allah sudah mengizinkan
Entahlah aku jadi ragu, ragu dengan prinsipku
Semakin hari rasanya semakin menggebu
Akupun mencoba mencari titik temu antara harapan dan kenyataan
Aku mencoba bertoleransi dengan diri sendiri, mencoba berpikir realistis dari sikap yang (mungkin) terlalu idealis

Jiwa-jiwa yang gundah, yang bimbang, dan yang rapuh perlahan mati karena sepi
Kosong, hampa tak bermakna
Kadang aku merasa kasihan, tak adakah jalan lain yang lebih adil?
Tak adakah konsekuensi yang lebih realistis untuk dipilih?
Ataukah aku sendiri yang belum tahu tujuannya?

Dalam diam aku mengeluh, dalam diam aku menangis
Lagi-lagi tak ada seorang pun yang tahu
Karena tak ada seorang pun yang aku percaya untuk dapat menyimpan cerita
Akhirnya aku bertanya kepada Dia Yang Maha Tahu
Dan jawabannya adalah...
Sebagai hamba aku hanya bisa menjalani
Tapi suatu saat nanti aku akan menuai hasil yang aku perjuangkan saat ini
Percayalah

~Buanariksa~

Jumat, 05 Juni 2015

Listening Skills Syarat jadi Psikolog

Kadang orang yang pandai bicara belum tentu pandai mendengarkan.

So, seorang psikolog jangan cuma pinter ngomong, jangan cuma lihai ngasih solusi, tapi yang paling penting adalah seorang psikolog harus memiliki listening skills yang baik. Yaiyalah, gimana mau ngasih solusi, kalau gatau masalahnya, gimana mau ngasih solusi kalo informasi yang didapat setengah-setengah.

Oleh karena itu, di semester ini aku ngambil mata kuliah interview. Jangan salah, teknik interview seorang psikolog jauh berbeda dengan interviewnya jurnalistik dan polisi. Yang menjadi ciri dari interview psikologi adalah diwarnai iklim psikologis (adanya kesetaraan antara interviewer dan interviewee), adanya kesimpulan, dan hasil kesimpulan dikaitkan dengan tujuan psikologis.

Aspek-aspek psikologis dalam interview:
1. Pemahaman mengenai aspek-aspek rasional dan emosional yang mendorong terjadinya tingkah laku
2. Pemahaman tentang sikap, konsep diri, defence mechanism, dan memori
3. Pemahaman mengenai adanya psychological field pada saat seseorang bertingkah laku meliputi motif, tujuan, persepsi, dan tension.

Interviewer harus memberikan motivasi (dorongan) ekstrinsik dan intrinsik. Motivasi ekstrinsik diantaranya menjelaskan maksud dan tujuan, menjelaskan bahwa informasi yang diberikan iterviewee akan memberikan kontribusi pada pencapaian tujuannya, dan menjelaskan apa yang diharapkan interviewee dalam interview. Sedangkan motivasi intrinsik diantaranya adalah menciptakan suasana yang nyaman, mempertahankan suasana yang membuat interviewee merasa dimengerti, dan memberikan kebebasan untuk mengungkapkan masalah.

Teknik mendengarkan yang baik dalam interview adalah active listening, yakni interviewer aktif mendengarkan, menunjukkan kesediaan bertanya tentang hal-hal yang kurang jelas agar dapat memahami informasi, dan tidak hanya berfungsi sebagai alat perekam yang sifatnya pasif.

Syarat active listening menurut Rogers & Farson adalah:
1. Intensity
Memberikan perhatian dan konsentrasi secara intensif
2. Empathy
Memahami apa yang dikatakan interviewee serta turut merasakan apa yang ia rasakan
3. Acceptance
Mendengar tanpa memberikan judgement (penilaian)
4. Take responsibility for completeness
Mendengar untuk merasakan dan bertanya untuk meningkatkan pemahaman.

Adapun langkah mendengarkan diantaranya:
1. Melakukan eye contact
2. Menunjukkan respon positif (tersenyum, menganggukkan kepala, bergumam)
3. Mengendalikan emosi
4. Mengendalikan gerakan yang akan mengganggu
5. Tidak melakukan interupsi atau sanggahan
6. Interviewee harus lebih banyak bicara daripada interviewer
7. Jangan meremehkan apa yang dikatakan interviewee
8. Buat suasana menjadi nyaman

Subhanallah, gak salah aku masuk psikologi. Disini aku diajarkan cara bagaimana menghadapi orang, cara bagaimana membuat orang lain nyaman dengan kita, dan cara bagaimana aku harus menempatkan diri saat berinteraksi dengan orang lain. Walaupun masih belajar, semoga ilmunya benar-benar bermanfaat dan membawa berkah yaa amiin.

Bagaimana Cinta menurut Ilmu Psikologi?

Apa sih yang membuat orang saling tertarik? Jawabannya adalah pertama, keterbiasaan. Menurut psikolog sosial, keterbiasaan adalah kondisi yang diperlukan agar relasi yang akrab dapat berkembang.

Lalu yang kedua adalah kesamaan. Coba, mengapa orang tertarik dengan orang lain yang memiliki sikap, nilai, dan gaya hidup yang sama? Jawabannya adalah validasi konsensus. Sikap dan nilai kita memperoleh dukungan jika sikap dan nilai orang lain juga sama dengan kita. Kesamaan mengimplikasikan bahwa kita akan menikmati dan melakukan hal-hal dengan orang yang menyukai hal yang sama dan memiliki sikap yang sama.

Ketiga adalah ketertarikan fisik. Menurut Buss & Barnes, pria cenderung menyukai lawan jenis yang berpenampilan menarik, bisa memasak, dan berhemat. Sedangkan wanita menyukai lawan jenis yang penuh perhatian, jujur, dapat diandalkan, baik, dan berpenghasilan tinggi.

Jika ketertarikan mengawali suatu hubungan, akan timbul kemungkinan untuk memperdalam hubungan cinta. Adapun bentuk-bentuk cinta:
1. Intimacy
Intimacy sebagai proses menemukan diri sendiri sekaligus peleburan diri di dalam diri orang lain.
2. Persahabatan
Wanita lebih banyak memiliki sahabat, lebih membuka diri, dan saling memberikan dukungan. Sedangkan persahabatan pria cenderung lebih bersifat kompetitif, menjaga jarak, dan hanya sharing tantang informasi yang berguna. Pria dan wanita yang bersahabat akan memiliki ketidakjelasan karena adanya batasan seksual sehingga dapat menimbulkan ketegangan dan kebingungan.
3. Cinta Romantis
Disebut cinta bergairah (eros) yang memiliki komponen seksual dan gairah yang kuat, sering mendominasi di periode awal relasi cinta.
4. Cinta Afeksi
Disebut cinta karena kedekatan, terjadi ketika individu menginginkan seseorang berada di dekatnya serta memiliki afeksi mendalam dan perhatian terhadap orang itu.
5. Cinta yang Sempurna
Merupakan bentuk cinta yang paling kuat dan utuh yang melibatkan 3 dimensi (gairah, keintiman, dan komitmen)

Secara biologis, ketika seseorang jatuh cinta, otak akan melepaskan hormon dopamin yang berfungsi untuk menciptakan perasaan bahagia, meningkatkan energi, bersemangat, menurunkan nafsu makan dan konsentrasi, sehingga hormon adrenalin dan norepinefrin juga ikut meningkat yang membuat jantung berdebar dan perasaan gelisah. Hormon endorfin bekerja bersamaan dengan aktifnya hormon feromon yang menimbulkan ketertarikan terhadap lawan jenis.

Terlepas dari semua itu, dalam menjalin suatu hubungan, ada juga yang disebut dengan kegagalan cinta. Kegagalan cinta terjadi jika orang yang kita cintai berulang kali mengkhianati kepercayaan kita, merugikan secara emosional dan finansial, atau kita merasa putus asa karena orang yang kita cintai tidak membalas perasaan kita.

#Wallahualam

Remaja dari Sisi Psikologis

Remaja. Sering denger kata "remaja" kan ya, tapi sebenernya apasih remaja itu? Menurut bahasa latin, remaja itu disebut "adolescence" yang artinya tumbuh menjadi dewasa. Remaja juga disebut transisi dari masa anak menuju masa dewasa. Jadi remaja itu apa? Anak-anak bukan, dewasa juga bukan.

Nah dilihat dari ilmu psikologi, remaja itu kematangan kognitifnya berkaitan dengan kapasitas berpikir abstrak, kemampuan emosional ditunjukkan oleh kemampuan menemukan identitas diri dan lebih mandiri, mengembangkan sistem value dan membentuk relasi dengan lebih matang. Menurut Diane E. Papalia, sebenarnya tidak ada batasan pasti mengenai usia remaja, hanya saja berkisar 12/13 tahun sampai 20 tahunan.

Menurut Erikson, tahap perkembangan masa remaja adalah tahap identitiy vs role confusion. Pencarian identitas disini didefinisikan Erikson sebagai konsepsi tentang diri, penentuan tujuan, nilai, dan keyakinan yang dipegang teguh oleh seseorang.

Perlu kita ketahui bahwa remaja tidak membentuk identitas mereka dengan meniru orang lain, tetapi dengan memodifikasi dan mengorganisasi kemampuan, kebutuhan, ketertarikan, dan hasrat mereka sehingga dapat diekspresikan dalam konteks sosial.

Kesetiaan yang dimiliki remaja merupakan perpanjangan dari trust (rasa percaya di masa bayi kepada orang tua). Jika trust terpenuhi di masa bayi, maka di masa remaja, ia akan fidelity (percaya) kepada orang yang dicintainya.

Ketika sharing perasaan dan pemikiran, remaja akan memperjelas identitas diri melalui refleksi dari mata orang yang dicintai. Walaupun demikian, intimacy pada masa remaja berbeda dengan mature intimacy pada masa dewasa yang menuntut komitmen, pengorbanan, dan kompromi.

#Wallahualam