Selasa, 17 Maret 2015

Hanya Sebatas Persepsi

Diawali dengan stimulus yang masuk, kemudian diolah dalam otak, sehingga ia memiliki makna. Itulah persepsi. Persepsi adalah pemaknaan. Dan cara kita memaknakan suatu stimulus, tergantung dari sudut mana kita melihat.   Stimulus yang sama, dalam ruang dan waktu yang sama, ternyata bisa dipersepsi beda-beda oleh orang yang berbeda. Itulah uniknya manusia.

Carl Rogers dalam teori humanistiknya pernah berkata bahwa manusia menanggapi dunia sesuai dengan persepinya, realitas hanya sebatas persepsi subjektif yang mungkin berbeda dengan fakta sebenarnya.

Ya, hanya persepsi. Selama ini yang aku rasakan, yang aku pikir itu sesuatu yang special pun sepertinya hanya sebatas persepsiku saja. Faktanya, nothing! Kadang kita terlalu cepat menilai dan menyimpulkan sesuatu yang belum tentu, so hasilnya pun jelas gak akan valid.

Kita sebagai mahasiswa selalu dididik agar berpikir rasional, ilmiah, dan objektif. Ketika akan melakukan penelitian, awali dengan melihat fenomena di lapangan, jika menemukan masalah, selanjutnya buat latar belakang masalah, kemudian diidentifikasi, dan dibuat hipotesisnya. Nah biasanya cewek mentok di hipotesis. Padahal itu kan hanya dugaan sementara. Harusnya setelah membuat hipotesis, dilanjut lagi dengan mencari teori penunjang, ambil data, kemudian dianalisis, setelah semuanya dilalui, baru kita tarik kesimpulan.

Kalau prosesnya sesistematis kaya langkah penelitian di atas, dijamin ketika ada orang yang bertanya, jawaban kita pasti rasional, ilmiah, dan objektif. Apalagi kalo dosen yang nanya. Kita bakalan bisa mempertahankan argument karena punya alasan yang kuat, apalagi berdasarkan teori dari para ahli.

Sayangnya, di dunia nyata semua yang kita lalui mengalir begitu saja. Gak ada perencanaan, apalagi sampai nyari-nyari teori. Tapi intinya tetap sama. Dalam menilai sesuatu jangan mentok di hipotesis, karena itu hanya dugaan sementara. Kalo mau nyimpulin harus bener-bener dianalisis dulu sesuai fakta dan data yang diperoleh.

Jadi, cewek gak bisa terus-terusan ngenilai cowok sebagai makhluk yang suka nge-PHP-in. Padahal mungkin cowok niatnya cuma bercanda, eh ceweknya malah kegeeran duluan. Buat para cowok juga, udah tahu cewek tuh emang dari sananya gampang geeran, pake dibercandain kaya gitu lagi. Pantes aja Pak Mario bilang kalo cewek itu selalu benar, sekalipun salah cowok adalah penyebabnya hahaha.

Sekali lagi, itu hanya sebatas persepsi. Entah siapa yang salah, entah persepsi mana yang keliru dalam memaknakan sesuatu. Buat para cewek, geer boleh-boleh aja, asal jangan kepedean. Apalagi kalo analisis kamu mentok di hipotesis, beuuuh gak banget deh. Geer boleh-boleh aja, asal jangan keterusan. Karena papahku pernah bilang, cowok yang serius suka sama kamu tandanya cuma satu, dia akan menemui orang tuamu dan bilang akan menikahimu.

Nah buat para cowok, bercanda boleh-boleh aja asalkan harus bisa jaga perasaan. Bercanda boleh-boleh aja, asal seputar Sule dan Andre. Artinya, tema candaan kamu yang umum-umum aja deh, jangan menjurus ke hal-hal yang bisa berpeluang buat bikin cewek geer. Karena selain pake logika, cowok juga harus pake perasaan.

#Wallahualam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar