Senin, 02 Maret 2015

Pantaskah Syi'ah disebut Islam?

Melalui media buku, surat kabar, dan lainnya kerap diusung tema-tema yang mendekatkan antara Sunni-Syi'ah. Mereka berupaya menghembuskan titik kesamaan, diantaranya disebutkan bahwa "baik Syi'ah maupun Sunni sama-sama menyembah Allah dan rasulnya adalah Rasulullah Saw". Kesamaran inilah yang bisa menggelincirkan aqidah seorang Muslim.

"Janganlah kalian mencela seorang pun dari sahabatku. Sungguh, andai ada seorang dari kalian yang menginfakkan emas sebesar Gunung Uhud, yang demikian itu belum bisa menyamai sesuatu yang telah mereka infakkan (walau) satu mud (segenggam) atau seperduanya". (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Bagaimana bisa dikatakan ada titik dekat antara Islam dan Syi'ah, jika seorang Muslim menghormati para sahabat Rasulullah Saw. sedangkan Syi'ah mencela, menghina  bahkan mengafirkannya? Padahal hanya melalui jalan para sahabat, Islam disampaikan kepada umat.

Sampai kapanpun Syi'ah adalah kelompok yang sesat, sumber hukumnya berbeda, ideologinya bertentangan. Mereka mengubah isi Al-Qur'an, salah satu contoh ayat yang mereka ubah adalah, "Barangsiapa taat kepada Allah dan rasul-Nya dalam hal kepemimpinan Ali dan kepemimpinan para imam setelahnya, sungguh dia telah mendapat kemenangan yang besar". Ayat yang benar tidak ada tambahan kalimat yang dicetak tebal, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Ahzab:71.

Mereka juga tidak mempercayai hadits karena perawinya adalah para sahabat yang mereka anggap hina dan kafir. Khomeini mengungkapkan, "Kedudukan para imam kami lebih tinggi daripada kedudukan para nabi dan rasul". (Rafidhatu al-Yaman 'ala Marri az-Zaman, asy-Syaikh Muhammad bin Abdillah al-Imam, hlm. 484)

Kalau begitu, apakah mungkin Tuhan kita sama jika firman-Nya saja Al-Qur'an dianggap tidak lengkap? Apakah mungkin nabi dan rasul kita sama jika perkataan dan perbuatan Rasulullah Saw. As-Sunnah mereka ingkari? Apabila para imam mereka lebih tinggi kedudukannya daripada para nabi dan rasul, lantas agama seperti apakah yang akan ditanamkan pada umat?

Sumber: Majalah Asy-Syariah. "Mewaspadai Syi'ah Indonesia". Vol. IX/ No. 102/ 1435 H/ 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar